Jakarta (ANTARA News) - Perum LKBN ANTARA bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yordania dan Kantor Berita Palestina WAFA menyelenggarakan seminar internasional bertema "Menyambut Kemerdekaan Palestina".

Seminar tersebut diselenggarakan pada Selasa (15/3) di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara Jakarta, yang menghadirkan beberapa pembicara dari dalam dan luar negeri.

Pembicara dalam seminar internasional tersebut adalah Rektor Universitas Al Isra, Prof Numan Elkhateb, pemimpin organisasi "Jordanian Writers Association" Omar MN Al Armouti, Ketua WAFA Riyadh el Hassan, Dubes Indonesia untuk Yordania Zaenul Bahar dan diplomat senior Indonesia Dr Makarim Wibisonom, dengan moderator Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Ahmad Mukhlis Yusuf.

Latar belakang diadakannya seminar bertema "Menyambut Kemerdekaan Palestina" (Welcoming the Independence of Palestine) tersebut, menurut Ahmad Mukhlis Yusuf, adalah hubungan historis yang kuat antara Indonesia dengan Palestina.

Dalam buku "Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri" yang ditulis oleh M Zein Hassan Lc disebutkan bahwa dukungan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 diberikan pertama kali oleh Palestina dan Mesir.

Dukungan Palestina diberikan oleh Ulama Besar Palestina Amin Al-Husaini yang mengucapkan selamat atas proklamasi kemerdekaan Indonesia melalui siaran radio "Berlin Radio" di Jerman pada 6 September 1944.

Pernyataan selamat Syeh Muhammad Amin Al-Husaini juga dimuat dalam surat kabar "Al-Ahram" yang terbit di Mesir.

Saat Inggris melangsungkan serangan pada 10 November 1945 di Surabaya, terjadi demonstrasi anti-Belanda dan Inggris di Timur Tengah, khususnya Mesir dan Palestina serta dilangsungkannya sholat ghaib bagi warga Indonesia yang tewas dalam peristiwa tersebut.

Untuk konteks sekarang, disebutkan dalam pernyataan tersebut, dukungan untuk kemerdekaan Palestina tidak hanya berdasar aspek historis namun karena Indonesia juga memiliki prinsip kebijakan luar negeri bebas dan aktif.

Maksud Konsep tersebut ialah Indonesia bersikap bebas dan tidak memihak namun tetap memiliki tindakan aktif dalam hubungan antarnegara pada tingkat regional maupun internasional.

Dalam isu Palestina, kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif dapat diimplementasikan dalam bentuk dukungan aktif bagi berbagai usaha politik untuk merealisasikan kemerdekaan Palestina.(*)

(Tz.KR-DLN/A041)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011