Palu (ANTARA News) - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Saharuddin Daming menyebut teror bom di Jakarta Selasa kemarin adalah ancaman terhadap demokrasi Indonesia karena yang diteror adalah tokoh politik atau pejabat negara.

"Polisi harus menyelidiki mengapa itu terjadi, dan mengetahui siapa pelakunya," kata Saharuddin Daming pada satu seminar di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu.

Dia mengatakan polisi juga harus mencari informasi alasan orang-orang itu dikirimi paket buku berisi bom.

Kedua paket buku berisi bom itu ditujukan kepada tokoh Jamaah Islam Liberal sekaligus politisi Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Gories Mere.

Saharuddin berharap aparat bisa menyelidiki kasus ini secara komprehensif.

Ledakan bom di Utan Kayu, Jakarta, itu melukai sejumlah orang, termasuk Kasat Reskrim Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan yang tangan kirinya luka saat berupaya menjinakkan bom.

Sementara bom yang ditujukan kepada Kepala BNN Gories Mere berhasil diledakkan tim Gegana tanpa menimbulkan korban.

Sejumlah pengamat terorisme dan intelijen menyimpulkan teror bom itu terkait aktivitas kedua calon korban yang kerap mengecam keras tindakan terorisme, dan dilakukan oleh orang terlatih yang biasa membuat bom.(*)

R026/S022

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011