Jakarta (ANTARA) - Sutradara Kamila Andini dan sutradara Jepang Yukiko Sode berbincang tentang film, pandangan tentang perempuan dan peran ganda mereka sebagai sutradara dan ibu dalam bincang-bincang Conversation Series at Asia Lounge, Tokyo Midtown Hibiya yang jadi bagian dari Festival Film Internasional Tokyo (TIFF), Rabu (3/11).

Dalam diskusi tersebut, Yukiko menuturkan situasi untuk sineas perempuan di Negeri Sakura yang setelah memiliki anak umumnya merasa cemas memikirkan bagaimana cara melanjutkan pekerjaan mereka. 

"Kami berpikir apa yang bisa dilakukan untuk mendukung satu sama lain, terutama sineas muda yang ingin punya anak kelak," kata Yukiko yang memiliki dua anak.

Ada banyak hal yang dipikirkan saat memiliki anak, terutama yang masih belia, seperti mencari taman kanak-kanak, tapi dia tak bisa leluasa bicara kepada produser bahwa dia butuh waktu lebih banyak untuk keluarga.

Kamila menuturkan pengalamannya sebagai seorang perempuan. Setelah membuat film perdana "The Mirror Never Lies", putri sineas Garin Nugroho itu kemudian menikah dengan sutradara "Sang Penari" Ifa Isfansyah. Kala itu, dia tidak berpikir untuk kembali membuat film karena disibukkan dengan kegiatan baru seorang ibu.

Baca juga: Sutradara perempuan goreskan sejarah di Oscar

"Saya sangat jatuh cinta dengan putri pertama saya, dia adalah dunia saya. Ada kalanya saya berpikir mungkin saya tidak akan lagi membuat film, walau saya sudah menulis skenario film kedua, saya sama sekali tidak menyentuhnya," kata Kamila dalam bahasa Inggris.

Kemudian, produser Meiske Taurisia dan Edwin mengajaknya menyutradarai film pendek "Sendiri Diana Sendiri". Kamila kemudian menulis cerita mengenai masalah yang dia hadapi. Kamila, dengan suara tercekat dan mata berkaca-kaca mengenang masa itu, masih ingat kebahagiaan yang membuncah saat dia kembali duduk di bangku sutradara lagi setelah dua tahun fokus menjadi ibu.

"Rasanya seperti baru pertama kali lagi dan saya ingat betapa bahagianya saya kala itu," kata sutradara film "Yuni" yang mewakili Indonesia di ajang Academy Awards mendatang.

"Saya jadi teringat betapa saya sangat mencintai film dan saya tidak mau melepasnya."

Sang suami, Ifa, turut gembira mendukung keputusan Kamila. Namun, masih ada masalah yang harus dihadapi. Sebagai anak yang lahir di keluarga pembuat film, dia mengingat saat kecil harus sering berjauhan dengan ayahnya, Garin, yang sibuk syuting di berbagai tempat. Kadang dia tidak berjumpa dengan Garin selama beberapa pekan, kadang juga sampai beberapa bulan. Tapi Kamila dan adik-adiknya selalu ditemani oleh ibu yang fokus mengurusi rumah tangga.

"Jadi ketika ayah kami sedang syuting dan bekerja, hidup kami tidak berubah karena selalu ada ibu di samping kami. Tapi dalam kasus saya, bakal berbeda karena saya dan suami sama-sama sutradara. Kalau kami sedang syuting, siapa yang akan menjaga anak?"
Sutradara Kamila Andini di Conversation Series at Asia Lounge, Tokyo Midtown Hibiya, Jepang, Rabu (3/11/2021) (TIFF 2021)


Kamila dan Ifa memutuskan untuk mengajak anak mereka ikut lokasi syuting, studio hingga festival film agar mereka tahu segala hal tentang dunia yang digeluti oleh ayah dan ibunya. Ketika masih kecil, Kamila mengenang dirinya tidak terlalu tahu banyak tentang pekerjaan ayahnya. Kali ini, dia ingin buah hati mereka memahami apa yang dikerjakan orangtuanya, dan seberapa besar cinta Kamila dan Ifa terhadap film.

Ia mengambil perumpamaan seorang petani yang bekerja sesuai musim. Kamila ingin anaknya tahu ada masa ketika dirinya punya waktu lebih untuk dihabiskan bersama anak, seperti saat pengembangan naskah dan penyuntingan, ada kalanya dia akan sibuk karena harus berada di lokasi syuting, ada kalanya sang ibu harus bepergian ke luar kota atau luar negeri untuk menghadiri festival-festival.

"Saya pengin mereka tahu semuanya, semua detailnya," kata Kamila yang membawa buah hati ke berbagai tempat bersamanya, termasuk ke lokasi syuting di mana dia bekerja sambil tetap menyusui anak.

Tantangan baru datang ketika anak-anak lebih besar karena dia tidak bisa leluasa membawa mereka ke tempat kerja saat mereka pergi sekolah.

"Untuk saya, film dan keluarga tidak terpisahkan. Film juga bagian dari keluarga saya. Menurut saya, penting untuk memperlihatkan kepada orang lain bahwa kita bisa seperti itu."

Baca juga: Sutradara perempuan Indonesia raih American Movie Awards

Baca juga: Acha Septriasa "kurang puas"" jadi sutradara

Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021