Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan buffer stock (stok ekstra guna mengurangi risiko kekurangan bahan baku) logistik makanan rakyat harus disiapkan untuk selama dua tahun ke depan sebagai upaya menghadapi anomali cuaca yang sangat ekstrem.

“Baru cuaca panas, tiba-tiba hujan. Begitu hujan, langsung banjir,” ungkapnya dalam acara “Pengembangan Hilirisasi dan Ekspor Pangan Lokal Tanipreneur Camp & Award 2021” di Surabaya, Jawa Timur, yang dilakukan secara hybrid, Jakarta, Kamis.

Gejala yang berpotensi menyebabkan banjir dan mengancam ketahanan pangan atau disebut sebagai La Nina, diprediksi berlangsung hingga Februari 2022 yang kemudian akan dilanjutkan dengan kemarau panjang.

Hingga saat ini, dikatakan Kementerian Pertanian memiliki di atas 10 juta ton beras yang akan disiapkan menjadi stok makanan untuk dua tahun ke depan sehingga tidak terjadi masalah akibat efek dari persoalan cuaca tersebut.

Anomali cuaca seperti ini, lanjutnya, harus dimanfaatkan oleh lembaga seperti Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian untuk membuat padi varietas baru yang tahan air dalam rendaman. Juga varietas padi gogo yang tahan musim kemarau panjang.

Selain itu, perlu dibuat embung-embung untuk mereservoir air atau waduk berukuran mikro untuk menampung kelebihan air hujan dengan tujuan menjamin ketersediaan air guna keperluan tanaman maupun ternak di musim penghujan dan mencegah banjir di musim kemarau.

Lebih lanjut, adanya embung air dapat dimanfaatkan melalui sistem irigasi tetes atau metode irigasi untuk menghemat air dan pupuk dengan membiarkan air menetas pelan-pelan ke akar tanaman. Hal ini dilakukan agar sektor pertanian dapat menghadapi berbagai tantangan alam yang ada.

“Kita harus mulai mengirit makanan, jangan sampai makanan dibuang. Hati-hati dengan cuaca yang ada, jangan urus yang lain sebelum urus makannya rakyat,"sebut Syahrul.

Baca juga: Kementan luncurkan laman logistik pangan untuk stabilisasi harga-stok

Baca juga: Kementerian Pertanian pastikan stok pangan aman hingga akhir tahun


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021