Emas yang bullish tampaknya menarik kekuatan dari sikap Fed yang tidak tergesa-gesa dalam menaikkan suku bunga
Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) menjadi bertengger kembali di atas level psikologis 1.800 dolar karena nada dovish bank-bank sentral utama tentang suku bunga minggu ini mengangkat permintaan untuk logam safe-haven, juga didukung melemahnya imbal hasil obligasi.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat 23,3 dolar AS,atau 1,3 persen, menjadi ditutup pada 1.816,80 dolar AS per ounce. Minggu ini, pengumuman bank-bank sentral membantu harga emas berbalik dari kerugian awal menjadi mencatat kenaikan mingguan terbaik sejak akhir Agustus sekitar 1,8 persen.

Sehari sebelumnya, Kamis (4/11/2021) harga emas berjangka melonjak 29,6 dolar AS atau 1,68 persen menjadi 1.793,50 dolar AS, setelah anjlok 25,5 dolar AS atau 1,43 persen menjadi 1.763,90 dolar AS pada Rabu (3/11/2021)​​​​​​, dan merosot 6,4 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.789,40 dolar AS pada Selasa (2/11/2021).

Reaksi terbatas terhadap data menunjukkan "terlepas dari laporan pasar tenaga kerja yang kuat, itu tidak akan mengubah apa yang ditunjukkan oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell minggu ini," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya.

Baca juga: Emas melonjak 29,6 dolar setelah bank sentral tunda naikkan suku bunga

Federal Reserve pada Rabu (3/11/2021) berpegang teguh pada pandangannya bahwa inflasi akan terbukti "sementara" dan kemungkinan tidak akan memerlukan kenaikan suku bunga yang cepat. Setelah itu, bank sentral Inggris (BoE) mengejutkan pasar dengan mempertahankan suku bunga tak berubah.

Suku bunga mendekati nol untuk memacu pertumbuhan ekonomi selama pandemi COVID-19 telah mendorong harga emas ke level tertinggi baru selama dua tahun terakhir, karena kebijakan moneter yang longgar memangkas peluang kerugian memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.

"Emas yang bullish tampaknya menarik kekuatan dari sikap Fed yang tidak tergesa-gesa dalam menaikkan suku bunga," kata Analis FXTM Lukman Otunuga, menambahkan bahwa imbal hasil obligasi pemerintah yang lemah juga menopang kenaikan.

Baca juga: Rupiah akhir pekat ditutup menguat, meski sempat tertekan tapering Fed

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun AS merosot ke level terendah dalam waktu sekitar satu bulan, menyusul laporan data penggajian (payrolls) nonpertanian yang lebih baik dari perkiraan pada Oktober.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (5/11/2021) bahwa ekonomi AS menambahkan 531.000 pekerjaan pada Oktober, rebound tajam dari bulan sebelumnya dan juga lebih tinggi dari kenaikan 450.000 pekerjaan yang diperkirakan.

Permintaan emas fisik di India, konsumen terbesar kedua di dunia, melonjak minggu ini karena pembeli mengambil keuntungan dari sedikit penurunan harga dan membeli logam mulia selama musim festival.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 24,6 sen atau 1,03 persen, menjadi ditutup pada 24,157 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 6,5 dolar AS atau 0,63 persen, menjadi ditutup pada 1.035,8 dolar AS per ounce.

Baca juga: IHSG akhir ditutup merosot, seiring perlambatan ekonomi RI kuartal III

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021