setiap penyandang disabilitas pasti memiliki potensi diri yang dapat diangkat melalui prestasi olahraga

Talenta

Mengusung tema "Cahaya dari Timur Papua", Peparnas menghadirkan banyak talenta atlet yang pernah berjaya di kejuaraan bergengsi nasional hingga luar negeri.

Misalnya Muhammad Bejita yang dikenal publik melalui penampilan pada ajang Asian Para Games di Malaysia 2018, menyabet dua medali emas untuk kategori renang 100 meter gaya punggung dalam waktu 1 menit 3,6 detik dan renang 50 meter gaya bebas dalam waktu 25,98 detik.

Nama lainnya adalah Jendi Panggabean, sang peraih medali emas pada perlombaan renang 200 meter dalam waktu 2 menit 33,37 detik dalam ASEAN Para Games yang dilaksanakan tahun 2017 silam. Jendi tampil dengan satu kaki usai menjalani amputasi akibat kecelakaan.

Atlet difabel berikutnya adalah Ni Nengah Widiasih yang tampil di cabang angkat berat putri. Sejumlah medali perunggu, perak, hingga emas pernah ia dapatkan dalam perlombaan tingkat nasional dan internasional meskipun tampil dengan kursi roda.

Dari cabang bulutangkis ada sosok Dimas Prasetyo. Meski mengidap tunagrahita, ternyata ia mampu membawa nama Indonesia ke internasional dengan memperoleh tiga medali emas dalam ajang Special Olympics World Summer Games 2015 di Los Angeles.

Peparnas Papua sekaligus ajang unjuk penampilan talenta atlet muda dalam mengukir debut menghadapi sederet atlet berprestasi itu, sekaligus menjadi harapan untuk kontingen Indonesia saat mengikuti kejuaraan internasional.

"Target Peparnas kali ini adalah sukses regenerasi atlet penyandang disabilitas," kata Wakil Sekeretaris Jenderal (Wasekjen) National Paralympic Comitee Indonesia (NPCI) Rima Ferdianto di Jayapura, Rabu (3/11).

Menurut Rima Peparnas edisi Papua ini merupakan ajang yang tepat untuk mencari atlet potensial. Selain itu, Peparnas juga sebagai upaya dalam menyukseskan regenerasi atlet penyandang disabilitas di Tanah Air. Sebab, banyak atlet muda diprediksi akan bermunculan dari berbagai cabang olahraga.

Peparnas kali ini disebut Rima lebih fokus pada daerah yang telah melakukan pembinaan olahraga secara optimal kepada atlet disabilitas. Keseriusan pemerintah daerah dalam membina olahraga di daerahnya akan terlihat jelas dalam Peparnas kali ini.

"Kita bikin ada kategori nasional dan elit. Elit itu adalah atlet yang pernah juara dalam pertandingan internasional. Kategori atlet nasional adalah semua yang sudah punya pengalaman ikut event internasional," katanya.

Sistem pertandingan yang diatur dalam pertandingan nantinya sangat mendukung terjadinya regenerasi. Atlet yang masuk dalam kategori elit hanya diperbolehkan turun pada satu nomor pertandingan.

Sementara itu, bagi atlet yang masuk dalam kategori nasional dapat mengikuti nomor pertandingan melebihi dua kali demi membuka peluang atlet disabilitas untuk berkembang lebih baik lagi.


Baca juga: Lima atlet difabel Papua arak api Peparnas pada seremoni pembukaan
Baca juga: Lukas Enembe: Kenali aku karena kemampuanku, bukan karena keterbatasan



Selanjutnya: Penyandang disabilitas adalah aset bangsa

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021