Jakarta (ANTARA) - Born to be Jagoan karya pelukis KRHT Sulistyo Hadinagoro menjadi pameran seni pertama di Jakarta, setelah hampir dua tahun Jakarta dan Indonesia berjuang bangkit dari pandemi COVID-19. 

Kepala Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Sri Kusumawati, saat membuka pameran lukisan Born to be Jagoan di Kuntskring Paleis, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu, mengatakan, pameran berlangsung selama sepekan, pada 7-16 November 2021.

Menurut Sri Kusumawati, kegiatan ini merupakan pameran pertama secara luring setelah hampir dua tahun tidak ada kegiatan pameran akibat pandemi COVID-19.

"Saya terharu menghadiri dan membuka pameran ini, karena inilah pameran seni rupa pertama yang diselenggarakan secara luring sejak pandemi COVID-19 di Jakarta," katanya.

Ati menuturkan, perasaan haru itu muncul karena selama hampir dua tahun praktis tidak ada pameran secara langsung di galeri-galeri seni atau di tempat lainnya, karena adanya pembatasan kegiatan akibat COVID-19.

Baca juga: Evolusi Jakarta dipamerkan di Museum Seni Rupa

Kalaupun ada, kata dia, pameran itu dilakukan secara virtual yang tentu memberikan kepuasan berbeda bagi penikmat seni yang biasa menikmati langsung setiap goresan pelukis di pameran umumnya.

"Pameran Born To Be Jagoan yang menggambarkan sosok kuat, mandiri, tegar, dan tidak mudah menyerah itu, semoga bisa ditransfer pada keadaan saat ini," katanya. 

Menurut dia, para jagoan juga harus waspada dan hati-hati karena COVID-19 belum hilang sepenuhnya. "Mudah-mudahan pameran ini menjadi penanda pameran-pameran selanjutnya bisa dilaksanakan secara luring," tutur Ati.

Seniman lukis dalam pameran tunggal Born To Be Jagoan, KRHT Sulistyo Hadinagoro, menjelaskan pameran yang akan berlangsung hingga 16 November 2021 ini akan menampilkan 30 lukisan karyanya yang seluruhnya menjadikan hewan ayam jago sebagai objek lukisan.

"Ini pameran tunggal yang ke-31, saya tetap menampilkan objek jago sebagai ide kreativitas saya, yang mewakili semangat patriotisme, keberanian dan nasionalisme," ujar Sulistyo di lokasi pameran.

Ia menilai berbagai ide kreativitas bisa dituangkan dalam figur ayam jago yang menurutnya sangat menarik untuk diekspresikan menjadi satu karya yang memberikan nilai estetika tinggi. "Seperti Indonesia merdeka pada tahun 1945 itu terlahir dengan shio ayam jago juga," katanya.

Baca juga: 13 pelukis perempuan Filipina pameran di Jakarta
Baca juga: Menelusuri jejak lukisan palsu di Indonesia

 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Riza Harahap
Copyright © ANTARA 2021