Jakarta (ANTARA) - Dua mitra UMKM binaan PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) kembali meraih sertifikasi pangan yaitu Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk panganan.

Vice President CSR Pupuk Kaltim Anggono Wijaya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan dorongan penggunaan SPPT SNI bagi UMKM binaan merupakan kesinambungan upaya melakukan pembinaan untuk peningkatan daya saing produk lokal, agar mampu menembus pasar nasional maupun global.

Saat ini, kata dia, total sudah empat UMKM binaan Pupuk Kaltim yang telah mendapatkan SPPT SNI dan menunjukkan produktivitas sangat baik, dibuktikan dengan jumlah produksi serta jangkauan penjualan yang mampu bersaing dengan produk lainnya.

“Hal ini telah menjadi komitmen Pupuk Kaltim untuk menghadirkan produk yang sesuai SNI, diikuti seluruh UMKM binaan untuk memberikan jaminan mutu dan kualitas dari setiap produk yang dihasilkan,” kata Anggono.

Sebagai anak usaha holding BUMN PT Pupuk Indonesia, Pupuk Kaltim terus mendorong sertifikasi SPPT SNI bagi usaha binaan lainnya untuk meningkatkan daya saing UMKM dengan menjangkau potensi pasar yang lebih luas.

“Minimal setiap tahun ada satu mitra binaan Pupuk Kaltim yang bisa tersertifikasi SNI dan beberapa diantaranya kini juga dalam tahap pengurusan. Semoga dengan upaya ini, produk yang dihasilkan makin berdaya saing serta lebih berdampak terhadap kemajuan UMKM lokal,” kata Anggono.

Baca juga: Ikut ajang IQE BSN, Pupuk Kaltim hadirkan produk berkualitas SNI

Dua mitra UMKM binaan Pupuk Kaltim yang mendapatkan SPPT SNI dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) di antaranya usaha Amplang Ikan Barokah, dan Abon Jaya Mandiri. Sebelumnya juga terdapat mitra binaan Pupuk Kaltim lain yang sudah mendapatkan sertifikasi, yakni usaha Batik Beras Basah, dan Batik Kuntul Perak.

Pemiliki usaha Amplang Ikan Barokah, Suratmin, mengungkapkan, pembinaan Pupuk Kaltim sangat berpengaruh terhadap perkembangan usaha yang dilakoninya, baik untuk permodalan maupun pendampingan penguatan kapasitas usaha hingga mendapatkan SPPT SNI pada Desember 2020.

Pencapaian itu menjadi tonggak kemajuan usahanya yang kini mampu menembus pasar regional dan nasional, dengan total produksi antara 5.000 - 7.000 bungkus per bulan. Kini usaha amplang Suratmin semakin meluas dengan melayani pasar Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Jawa, hingga Sulawesi.

Sedangkan pemilik usaha Abon Jaya Mandiri di Kelurahan Loktuan Bontang Utara Astril Wedy mengaku produknya yang sudah tersertifikasi SNI memberikan dampak secara signifikan terhadap perkembangan usahanya.

Astril mengatakan awalnya kurang optimis mampu mendapatkan SPPT SNI karena awam dengan pengurusan berbagai dokumen dan persyaratan. Namun dengan pembinaan dari Pupuk Kaltim yang tak hanya memberikan permodalan dan promosi usaha, tapi juga pendampingan intensif hingga berhasil melalui verifikasi tim internal perusahaan maupun LSPro.

Total produksi Astril meningkat tajam, dari awal hanya bisa menjual 50 bungkus abon dalam satu bulan, kini dia mampu memasarkan lebih dari 500 bungkus untuk tataran regional. Potensi pemasaran Abon Jaya Mandiri mencakup seluruh wilayah Kalimantan Timur hingga Kalimantan Utara dan Jawa. Bahkan Astril juga sedang menjajaki potensi pasar ekspor, karena permintaan yang juga terbilang tinggi khususnya untuk kawasan Asia seperti Taiwan dan Singapura.

Baca juga: Pupuk Kaltim tingkatkan daya saing batik lokal melalui pembinaan SNI

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021