Jakarta (ANTARA News) - Amandemen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) untuk 24 ruas tol yang pembangunannya mangkrak, batal ditandatangani hari ini.

"Rencana tandatangan PPJT 24 ruas tol hasil amandemen pada hari ini (22/3) batal karena ketidaksiapan pemerintah dari aspek legalnya," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Kementerian Pekerjaan Umum, Ahmad Ghani Gazali, saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, ada legal amandemen yang belum dituntaskan oleh tim Bappenas (Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional) yang selama ini diperbantukan untuk mengevaluasi 24 ruas tol tersebut.

"Ya, memang ada hal legal yang harus dipersiapkan, namun belum selesai dikerjakan, sehingga penyelesaian ini mundur sebulan lagi," kata Ghani.

Ghani mengatakan, BPJT sendiri sudah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap 24 ruas tol tersebut dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) juga sudah siap melakukan tandatangan.

Namun, Ghani belum bisa menyebut kapan target penyelesaian amandemen PPJT tersebut. "Harapannya kita pada April semuanya tuntas amandemennya," katanya.

Prioritasnya yang segera bisa jalan adalah ruas Cikampek-Palimanan.

Sementara itu, Direktur Jendral Bina Marga Kementerian PU, Djoko Murjanto, membenarkan bahwa batalnya penandatanganan itu terkait belum siapnya sisi legal.

Namun, khusus untuk tol Cikampek-Palimanan, kata Djoko, pihaknya akan menggenjot pada akhir bulan Maret ini sudah tandatangan PPJT.

"Ini jadi prioritas. Selain, lahannya sudah dibebaskan sekitar 90 persen, juga kesiapan investornya," katanya.

Untuk 10 persen sisanya, kata Djoko, sudah ada alokasi Rp150 miliar yang sudah disiapkan lewat Badan Layanan Umum (BLU).  "Proyek Cikampek-Palimanan sepanjang 116 km ini akan jadi model bagi 23 ruas lainnya," kata Djoko.

Data BPJT menyebutkan, 24 jalan tol yang sedang dievaluasi PPJT-nya adalah :
  1. Cimanggis-Cibitung (25,39 km, investasi Rp3,1 triliun)
  2. Serpong-Cinere, (10,15 km, investasi Rp1,7 triliun)
  3. Solo-Mantingan-Ngawi (90,10 km, investasi Rp5,5 triliun)
  4. Ngawi-Kertosono, (87,02 km, investasi Rp4 triliun)
  5. Pejagan-Pemalang (57,50 km, investasi Rp3,2 triliun)
  6. Pemalang-Batang, (39 km, investasi Rp2,3 triliun)
  7. Batang-Semarang (75 km, investasi Rp3,6 triliun)
  8. Kunciran-Serpong (11,19 km, investasi Rp1,8 triliun)
  9. Cengkareng-Kunciran (15,12 km, investasi Rp 2,4 triliun)
  10. Ciawi-Sukabumi, (54 km, investasi Rp4,9 triliun)
  11. Waru (Aloha)-Wonokromo-Tanjung (17,72 km, investasi Rp6,5 triliun)
  12. Pasuruan-Probolinggo,(45,32 km senilai Rp3,3 triliun)
  13. Bogor Ring Road (Seksi II dan III), (7,15 km, investasi Rp1,2 triliun)
  14. Kertosono-Mojokerto (40 km, investasi Rp2,2 triliun)
  15. Semarang-Solo (75,70 km, investasi Rp6,1 triliun)
  16. Surabaya-Mojokerto, (36,27 km, investasi Rp2,9 triliun
  17. JORR Seksi W2 Utara (7 km, investasi Rp1,4 triliun)
  18. Cikampek-Palimanan, (116 km, investasi Rp11,36 triliun)
  19. Cinere-Cimanggis (Jagorawi), (14,70 km, investasi Rp1,9 triliun)
  20. Gempol-Pandaan (13,61 km, investasi Rp826 miliar)
  21. Gempol-Pasuruan, (33,75 km, investasi Rp1,8 triliun)
  22. Depok-Antasari (21,55 km, investasi Rp2,5 triliun)
  23. Cibitung-Cilincing, (34,50 km, investasi Rp2,4 triliun)
  24. Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (21,04 km, investasi Rp6,2 triliun).
(E008/M012/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011