kami tidak ada penghasilan
Banda Aceh (ANTARA) - Cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang melanda Kawasan Kabupaten Aceh Jaya dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan sejumlah nelayan di kawasan tersebut tidak melaut.

“Sudah empat hari kami tidak melaut akibat cuaca ekstrem dan gelombang tinggi,” kata salah seorang Nelayan Lhok Rigah, Nazaruddin di Calang, Selasa.

Ia menjelaskan selama tidak melaut mereka memperbaiki alat tangkapan dan juga kapal.

“Kalau untuk segi pendapatan pasti sangat berpengaruh, jika tidak melaut kami tidak ada penghasilan,” katanya.

Hal yang sama disampaikan salah seorang Nelayan Lampulo Banda Aceh Muhammad Wali, dirinya bersama rekan yang lain terpaksa singgah di Lhok Rigah karena cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.

“Kami sudah empat hari singgah di sini karena cuaca ekstrem, menunggu cuaca sudah membaik baru kami balik lagi ke Lampulo,” katanya.

Baca juga: BMKG: Aceh masih diguyur hujan dan angin kencang
Baca juga: KKP tangkap dua kapal pukat harimau di perairan Selat Malaka

Sementara itu seorang toke bangku Lhok Rigah, Azhar mengatakan saat para nelayan tidak bisa melaut harga ikan juga akan melambung tinggi karena tidak ada ikan di wilayah Aceh Jaya.

“Stok ikan saat ini sudah habis dan harus kota pasok dari tempat lain,” katanya.

Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) juga telah merilis terhadap siaga bencana hidrometerologi berupa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan petir serta angin kencang yang dapat mengakibatkan banjir serta juga gelombang tinggi akan terjadi 2,5 - 5 meter terjadi di wilayah Sumatera dan Aceh.

Baca juga: Gelombang laut enam meter, ribuan nelayan di Aceh Barat tidak melaut
Baca juga: BMKG: Nelayan harus waspadai gelombang tinggi di Aceh capai 4 meter
Baca juga: Ribuan nelayan Aceh Timur tidak melaut sambut tradisi meugang


 

Pewarta: M Ifdhal
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021