Peningkatan daya saing dan nilai tambah industri manufaktur sangat tergantung pada kemampuan industri dalam merespons tuntutan global
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus melayani jasa industri untuk go digital guna mendukung daya saing industri nasional di kancah global.

"Peningkatan daya saing dan nilai tambah industri manufaktur sangat tergantung pada kemampuan industri dalam merespons tuntutan global. Misalnya, dapat mengikuti perubahan teknologi terbaru, seperti pada penerapan teknologi Industri 4.0," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Rabu.

Menperin menyampaikan sektor industri Indonesia masih menunjukkan geliat optimis, berkat berbagai langkah yang dilakukan oleh Kemenperin untuk meningkatkan nilai tambah di sektor industri, seperti mendorong hilirisasi, substitusi impor, dan mendorong industri dalam negeri sebagai bagian rantai pasok global.

Pada acara Temu Pelanggan Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Surabaya 2021 bertema "BISBY GO DIGITAL, Peningkatan Layanan Baristand Industri Surabaya dalam Mendukung Daya Saing Industri Nasional", Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi mengatakan terdapat lima area bisnis standardisasi dan jasa industri yang erat kaitannya untuk mendukung substitusi impor, peningkatan daya saing, dan penguatan struktur industri.

Area bisnis tersebut meliputi standardisasi bidang industri baik yang bersifat wajib maupun sukarela, program pemanfaatan produk dalam negeri, standardisasi industri hijau, transformasi Industri 4.0, dan jaminan produk halal.

"Kelima area bisnis tersebut, yaitu standardisasi bidang industri baik yang bersifat wajib maupun sukarela, program pemanfaatan produk dalam negeri, standardisasi industri hijau, transformasi industri 4.0 dan jaminan produk halal," sebutnya.

Doddy menambahkan partisipasi Indonesia dalam agenda global mitigasi perubahan iklim dunia harus menjadi momentum pijakan untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi.

Pemberlakuan standar yang berkelanjutan merupakan sarana untuk mendorong daya saing industri nasional dan secara sinergis memenuhi tuntutan komitmen mitigasi perubahan iklim global.

"Standardisasi tidak hanya digunakan sebagai syarat kualitas produk, namun juga isyarat pasar serta jaminan akan pemenuhan prinsip-prinsip standar," imbuh Doddy.

Sementara itu, Kepala Baristand Industri Surabaya, Aan Eddy Antana menyatakan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik, sesuai dengan tagline BISBY GO DIGITAL, Baristand Industri Surabaya telah mengembangkan beberapa inovasi digital, yaitu SIL, LSPro dan LSSM Online, tanda tangan digital, tracking pengujian berbasis RFID dan QR Code, E-consulting, nomor antrian digital, dan transaksi digital.

"Baristand Industri Surabaya memiliki Laboratorium Elektronika dan Telematika, Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia dan Lingkungan, Laboratorium Kalibrasi, LSPro, LSSM yang telah terakreditasi oleh KAN," katanya.

Aan menyampaikan pihaknya terus melakukan peningkatan kompetensi dan penambahan sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan kepuasan pelanggan.

"Tahun ini, Baristand Industri Surabaya melakukan penambahan alat uji RF, microwave digester dan autoclave, serta renovasi laboratorium elektronika dan laboratorium mikrobiologi," ujarnya.

Baca juga: Tumbuhkan IKM inovatif, Kemenperin bangun inkubasi bisnis teknologi
Baca juga: Menperin: RCID jadi tonggak penting Presidensi Indonesia pada G20
Baca juga: Kemenperin: P3DN perkuat industri dan bangkitkan rasa nasionalisme

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021