Jakarta (ANTARA) - Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Dr. Itje Chodidjah, M.A.,berpendapat pentingnya kehadiran sains dalam kehidupan manusia termasuk saat pandemi COVID-19.

"Sudah jelas makin terasa dalam hidup kita bagaimana sains membantu dalam kehidupan. Akselerasi sains telah banyak membantu dunia dalam menangani dampak pandemi mulai dari proses penyebaran hingga metode pencegahan," kata dia di sela bincang-bincang serta diskusi daring bersama pemenang L'Oréal-UNESCO for Women in Science 2021, Rabu.

Itje mengatakan ada begitu banyak perubahan yang terjadi dalam kurun waktu hampir dua tahun sejak pandemi dan sejumlah perubahan berlangsung tiba-tiba. Melalui sains, orang-orang bisa menghasilkan sesuatu yang berdampak positif tidak hanya untuk manusia namun juga seluruh alam semesta.

Dia lalu menyambut baik program yang melibatkan ilmuwan Indonesia termasuk melibatkan kaum perempuan untuk menjawab berbagai permasalahan dan tantangan di dunia dalam berbagai bidang.

Tahun ini, setidaknya ada empat ilmuwan perempuan yang dianggap memberikan dampak positif bagi kehidupan melalui penelitian mereka yakni peneliti di Pusat Riset Fisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Febty Febriani, Ph.D; peneliti di Pusat Riset Kimia BRIN Fransiska Sri Herwahyu Krismastuti, Ph.D; peneliti di Pusat Riset Bioteknologi Badan Riset dan Inovasi BRIN Peni Ahmadi, Ph.D dan peneliti dari Kelompok Keilmuan Bioteknologi Mikroba – Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Magdalena Lenny Situmorang.

"Hari ini kita menyambut empat perempuan kebanggan kita. Mereka tidak hanya memikirkan bagaimana memberikan dampak bagi kehidupan manusia namun juga bagi ekosistem laut," tutur Itje.

Keempatnya meraih fellowship nasional melalui program L'Oréal-UNESCO for Women in Science 2021 melalui penelitian mereka antara lain menyoal pengembangan pakan fungsional, senyawa bioaktif dari invertebrata laut indonesia yang berpotensi sebagai obat ampuh penyembuhan kanker payudara, sistem deteksi optik pada penelitian luka kronis dan penelitian sistem untuk menentukan prakiraan gempa jangka pendek dengan menggunakan data geomagnetik.

Di Indonesia, selama 17 tahun, program For Women in Science Nasional diselenggarakan bekerja sama dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), dan didukung Kemendikbudristek, KemenPPPA, dan ALMI.

Hingga kini, L'Oréal-UNESCO For Women in Science Nasional ini telah memberikan fellowship dan dukungan dana kepada 63 ilmuwan perempuan dan 5 di antaranya international fellowships.

"Kami menyambut baik dukungan dari Kemeristekdikti yang diharapkan dapat membantu jumlah ilmuwan perempuan di Indonesia. Melalui program ini, kami bersama-sama merayakan ilmuwan perempuan Indonesia serta kontribusinya yang tiada henti di dunia sains," kata Itje. 

Dia berharap, pencapaian keempat ilmuwan ini dapat menjadi inspirasi tidak hanya bagi sesama peneliti perempuan Indonesia tetapi juga semua orang sehingga tidak berhenti berkarya.


Baca juga: Tingginya kandungan metal sebabkan pewarnaan rambut tidak maksimal

Baca juga: "Smoky Hair", tren dan teknik terbaru pewarnaan rambut

Baca juga: L'Oréal Professionnel hadirkan "balayage" sesuai kulit Indonesia

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021