Memang ada pertemuan dan kami bahas bagaimana museum ini bisa melayani masyarakat. Akhirnya kami sepakati tanggal 10 November...
Jombang (ANTARA) - Museum Islam Indonesia K.H. Hasyim Asy'ari yang berada di kawasan Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dibuka kembali untuk umum setelah ditutup karena pandemi COVID-19.

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng K.H. Abdul Hakim Mahfud mengemukakan keputusan pembukaan museum ini juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

"Memang ada pertemuan dan kami bahas bagaimana museum ini bisa melayani masyarakat. Akhirnya kami sepakati tanggal 10 November. Jadi itu hasil diskusi pesantren dengan Kementerian Pendidikan," kata K.H. Abdul Hakim Mahfud di Jombang, Rabu.

Baca juga: Pemerhati sejarah: Museum Kretek saatnya jadi magnet wisatawan asing

Ia mengatakan, di masa pandemi COVID-19 ini aktivitas di museum juga masih dibatasi. Pengunjung yang masuk juga harus menerapkan protokol kesehatan seperti mengenakan masker dan dilakukan cek suhu badan.

Untuk jam operasional termasuk hari untuk buka operasional museum, Gus Kikin, sapaan akrabnya juga masih melakukan kajian sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19.

Namun, ia mengatakan untuk aktivitas publik sudah mulai dibuka lokasi makam di area Pesantren Tebuireng, Jombang, sejak 1 November 2021. Di lokasi itu dimakamkan beberapa tokoh nasional seperti tokoh organisasi Islam Nahdlatul Ulama K.H. Hasyim Asy'ari, tokoh nasional K.H Wahid Hasyim, mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid, mantan pengasuh PP Tebuireng KH Shalahudin Wahid yang juga adik Gus Dur, dan sejumlah anggota keluarga lainnya.

"Jadi, sejak tanggal 1 November, makam keluarga Gus Dur kami buka dan waktunya kami tentukan jam 08.00 sampai 14.30 WIB. Berkaitan jam, anak-anak di kelas, sedang sekolah sehingga asrama kosong. Itu termasuk salah satunya menghindari interaksi peziarah dengan anak-anak," kata dia.

Selain itu, Gus Kikin juga menambahkan kebijakan pembatasan jam itu juga sebagai upaya mematuhi protokol kesehatan karena saat ini masih pandemi COVID-19.

"Ini kami juga mematuhi prokes. Kami batasi waktu karena belum selesai pandemi terutama di Jomban ini baru level 1. Masih ada peringatan hati-hati di Desember," kata dia.

Baca juga: Ketua DPD RI kunjungi Museum Agung Pancasila

Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Lestari Moerdijat yang juga hadir saat pembukaan kembali museum itu mengatakan K.H. Hasyim Asy'ari telah memberikan catatan khusus kepada Pancasila, menempatkan perjuangan dan menjadikan Indonesia sebagai rumah besar kita bersama, maka dengan hal tersebut merupakan sebuah teladan yang harus diikuti oleh semua.

"Museum Islam Indonesia Hasyim Asy’ari, yang apabila kita cermati bukan hanya sekadar bangunan, akan tetapi ada nyawa, marwah, cita-cita dan ada sejarah bagaimana sebuah perjuangan K.H. Hasyim Asy'ari yang perlu kita pelajari, bukan hanya sebagai pengenang tapi sebagai catatan bagi kita semua untuk menjadi panduan bagaimana kita sebagai anak bangsa menjalani hari-hari kita untuk Indonesia yang lebih maju lagi ke depan," kata dia.

Pembukaan kembali museum yang terletak di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng ini merupakan rangkaian dari kegiatan 76 Tahun Resolusi Jihad: Dari Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari.

Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari ini mulai dibangun pada tahun 2014 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas usulan dari K.H. Shalahuddin Wahid, tokoh dan pengelola Pesantren Tebuireng, Jombang.

Museum ini merupakan media untuk penguatan pendidikan karakter melalui berbagai informasi dan koleksi yang disajikan tentang kiprah perjuangan tokoh-tokoh dan karakteristik Islam di Indonesia yang menjunjung tinggi nilai toleransi, gotong-royong, pantang menyerah, menghormati kebhinekaan dan inklusif, sehingga dapat menjadi rahmat bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Museum ini diresmikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada  18 Desember 2018. Saat awal pandemi, sempat ditutup dan baru dibuka kembali saat ini. 

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021