Jakarta (ANTARA News) - Bank Mandiri meningkatkan kredit sektor usaha kecil menengah (UKM) melalui unit "business banking" yakni mencapai Rp22,7 triliun pada Desember 2010 (unaudited) atau meningkat lebih dari 32 persen dibandingkan tahun 2009 yang mencapai Rp17,1 triliun.

"Group Head Business Banking I" Bank Mandiri Riduan di Jakarta, Minggu, mengatakan jumlah debitur "business banking" Bank Mandiri juga meningkat dari 13.490 debitur di 2009 menjadi lebih dari 15 ribu debitur pada akhir Desember 2010.

Dari jumlah tersebut, 49,2 persen debitur bergerak di sektor usaha perdagangan, 12,3 persen di sektor pertanian dan jasa dunia usaha sebesar 10,7 persen.

Pada tahun ini Bank Mandiri berencana membuka 23 kantor baru yang terdiri atas lima "business banking centre", delapan "business banking floor", dan 10 "business banking desk".

"Business Banking" merupakan unit bisnis Bank Mandiri yang fokus menangani UKM.

Unit bisnis itu bertujuan menyalurkan kredit produktif berupa kredit modal kerja atau kredit investasi dengan batasan kredit di atas Rp100 juta sampai dengan Rp10 miliar.

Saat ini Bank Mandiri telah membuka 177 kantor layanan "business banking" di seluruh Indonesia yang terdiri atas 29 "business banking centre", 65 "business banking floor", dan 83 "business banking desk".

Selain bermanfaat bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia, UKM juga mampu mengurangi angka pengangguran sekaligus juga meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat, katanya.

"Di sinilah peran perbankan sangat besar untuk membantu mendorong geliat dunia bisnis sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional dan kami ingin lebih berperan aktif dalam mendukung pengembangan UKM melalui kemudahan akses dan pelayanan yang cepat," kata Riduan.

Melalui penambahan jumlah kantor "business banking" di berbagai wilayah Indonesia dan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia, Bank Mandiri optimistis dapat meningkatkan penyaluran kredit segmen UKM menjadi sebesar Rp28 triliun hingga akhir tahun 2011.

Untuk memacu pertumbuhan kredit UKM, Bank Mandiri mengintegrasikan dengan strategi Bank Mandiri secara keseluruhan, membangun semangat kewirausahaan di kalangan pelaku UKM, dan mengedukasi penerima kredit agar mampu mengelola usahanya dengan tata kelola yang baik dan bertanggung jawab.

Untuk menghasilkan kualitas penyaluran kredit yang sehat, Bank Mandiri menerapkan prinsip "prudential banking" dan "good corporate governance" secara berkelanjutan dalam proses penyaluran kredit.

Hasilnya, Bank Mandiri mampu menjaga kualitas kredit dengan tingkat nonperforming loan (NPL) yang terus menurun.

NPL kredit "Business Banking" Bank Mandiri pada 2010 turun menjadi 2,54 persen (gross) dari 2,9 persen di tahun 2009.(*)

(T.D012/B009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011