Jakarta (ANTARA) - YouTube akan menghapus jumlah "dislike" yang terhitung pada layanannya untuk menghindari dan mengantisipasi cyberbullying atau perundungan siber.

Aplikasi dengan dua miliar pengguna berbayar bulanan itu mengatakan perubahan tersebut akan dilakukan secara bertahap hingga akhirnya bisa terealisasi secara global.

Mengutip Cnet, Jumat, tombol "dislike" akan tetap ada namun yang berubah adalah angka yang muncul dari tombol tidak suka tersebut tidak akan ditampilkan.

Baca juga: YouTube alami peningkatan jumlah penonton sebesar 30 persen di 2021

Tombol itu dipertahankan agar YouTube dapat mengetahui konten yang tidak disukai pengguna dan tidak lagi merekomendasikan konten sejenis, meski demikian kreator tetap akan bisa melihat jumlah "dislike" dari dashboard pribadi mereka sehingga jumlah "dislike" tidak akan diketahui oleh publik.

Keputusan itu diambil setelah YouTube mengklaim telah melakukan penelitian mendalam serta eksperimen dalam beberapa bulan terakhir.

Dalam eksperimen itu didapati kreator konten yang baru merintis kanalnya rupanya lebih mudah mendapatkan serangan "dislike" akibat kehadiran fitur itu.

Selain itu didapati beberapa kreator konten memanfaatkan tombol "dislike" sebagai sumber pemasukan sehingga menyiapkan konten- konten yang tidak berguna bahkan hanya bermodal clickbait hingga bersifat SPAM.

Langkah itu diambil juga berkaca dari berbagai penelitian, khususnya terkait kesehatan mental yang menunjukan banyak pengguna yang mengalami gangguan kesehatan mental karena merasa dirundung akibat tombol "dislike" tersebut.

YouTube juga menegaskan dengan menghilangkan angka "dislike", platformnya mencoba meningkatkan rasa keamanan dan inklusivitas layanan sehingga ruang digital tersebut dapat lebih nyaman digunakan oleh banyak pengguna.

Selain YouTube, sebelumnya Facebook dan Instagram juga sempat menggunakan opsi menyembunyikan jumlah "Like" di layanan mereka.

Baca juga: "Squid Game" kalahkan "Game of Thrones" di YouTube

Baca juga: YouTube Shorts luncurkan challenge #MletreRameRame

Baca juga: YouTube hapus 120 ribu video eksplisit yang melibatkan anak-anak

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021