“Saya megucapkan terima kasih atas undangannya, atas penghargaan kepada saya, tidak hanya untuk saya saja, tetapi teman-teman saya yang sudah almarhum
Jakarta (ANTARA) - Legenda bulu tangkis nasional Tan Joe Hok dianugerahi Lifetime Achievement Award atau penghargaan seumur hidup dari KONI Pusat berkat prestasinya mengangkat nama Indonesia di pentas olahraga dunia.

Penghargaan diberikan oleh Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman di Jakarta, Jumat.

Tan Joe Hok adalah salah satu atlet yang mampu mencatatkan sejarah dalam olahraga prestasi nasional. Pria yang kini berusia 84 tahun itu menjadi salah satu pionir yang turut berjasa memboyong Piala Thomas pertama Indonesia pada 1958.

Baca juga: Tan Joe Hok apresiasi peraih emas bulutangkis Asian Games 2018

Dia juga lah yang menyumbangkan gelar All England pertama Indonesia pada 1959, juga peraih medali emas pertama di ajang Asian Games pada 1962.

“Tan Joe Hok sudah juara saat Indonesia baru merdeka beberapa tahun, tetapi olahraga mengangkat bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar. Indonesia terangkat karena prestasi atlet-atletnya,” kata Marciano Norman sebagaimana dilansir laman gerakita.com, Jumat.

“Kami memberikan KONI Lifetime Achievement Award in Sport kepada Bapak Tan Joe Hok sebagai rasa hormat dan bangga kami atas prestasi yang beliau capai, yang sampai hari ini memotivasi atlet-atlet Indonesia untuk juga bisa mencapai prestasi, yang dulu di masa sulit pun, Indonesia sudah berjaya,” tuturnya.

Tan Joe Hok berterima kasih atas penghargaan yang diberikan. Ia tak lupa mempersembahkan penghargaan tersebut kepada rekan-rekan  seperjuangan yang telah wafat.

Baca juga: Kemenangan Jojo bawa Indonesia juarai Piala Thomas

“Saya megucapkan terima kasih atas undangannya, atas penghargaan kepada saya, tidak hanya untuk saya saja, tetapi teman-teman saya yang sudah almarhum. Ini suatu penghargaan yang tidak bisa dinilai oleh apa pun,” ucapnya.

Tan juga berpesan kepada atlet-atlet muda Indonesia agar tak mudah menyerah apabila ingin mengejar prestasi karena kondisi saat ini, menurutnya, jauh lebih mudah dibandingkan eranya dulu yang penuh dengan keterbatasan.

“Adik-adik kalau mau latihan bulu tangkis bisa di hall, zaman saya tidak. Istilahnya pinggirannya bambu, lantainya lantai tanah, lampunya pakai petromaks, toh bisa apalagi sekarang. Jadi kuncinya kita harus gigih, kita harus berani capek,” ucapnya.

Baca juga: Ginting dan Jonatan sukses atasi cedera jelang IBF 2021
Baca juga: Paralimpian Ratri dan Alim tampil di final bulu tangkis Peparnas Papua


Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021