Jakarta (ANTARA) - Perusahaan produsen cat PT Avia Avian Tbk yang lebih dikenal dengan Avian Brands siap masuk ke bursa melalui mekanisme penawaran umum saham perdana atau IPO dan mengincar dana segar Rp5,76 triliun dari aksi korporasi tersebut.

Perseroan melepas 6,2 miliar saham atau 10 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan harga penawaran di kisaran Rp780 per saham hingga Rp930 per saham.

"Dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja, belanja modal, dan pembayaran kembali utang bank Avian Brands dan entitas anak," kata Wakil Direktur Utama PT Avia Avian Tbk Ruslan Tanoko dalam jumpa pers daring yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Keperluan belanja modal tersebut adalah termasuk untuk pembelanjaan modal fasilitas manufaktur ketiga milik Avian Brands yang baru di Cirebon, yang diperkirakan akan selesai dibangun pada 2025 dan akan menjadi fasilitas manufaktur Avian Brands yang terbesar dengan perkiraan kapasitas produksi sebesar 225.000 metrik ton per tahun, untuk mendukung rencana pertumbuhan dan ekspansi Avian Brands.

Avian Brands menunjuk Morgan Stanley, UBS, dan Credit Suisse sebagai joint global coordinators, serta PT Mandiri Sekuritas sebagai domestic lead underwriter.

Sesuai rencana, roadshow dan penawaran awal (bookbuilding) saham Avian Brands akan dilangsungkan pada 12 hingga 18 November 2021. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 29 November 2021.

Selanjutnya, masa penawaran umum rencananya akan dilaksanakan pada 1 sd 3 Desember 2021 dan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Desember 2021.

"Sebagai pemimpin pasar di industri cat dekoratif, dengan pusat distribusi terbanyak di Indonesia per 31 Mei 2021 berdasarkan laporan Frost & Sullivan, Avian Brands sangat siap untuk menangkap kesempatan yang ada. Avian Brands memiliki varian produk portofolio yang lengkap dan berhasil membentuk pusat distribusi yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara," ujar Ruslan.

Saat ini, Avian Brands memiliki 2 pabrik yang terintegrasi. Pabrik utama di Sidoarjo, Jawa Timur dan pabrik kedua di Serang, Banten. Total kapasitas secara kolektif lebih dari 286.000 metrik ton per tahun”, sambung Robert Tanoko, Direktur Operasional dan Pengembangan.

Selain itu, per Mei 2021 Avian Brands memiliki 96 pusat distribusi sendiri ditambah 30 pusat distribusi dari pihak ketiga. Secara keseluruhan, pusat distribusi tersebut melayani lebih dari 52.000 toko bahan bangunan yang tersebar di Indonesia.

Keluarga Tanoko, dengan didukung oleh tim manajemennya, telah mengembangkan Avian Brands selama lebih dari 4 dekade. Saat ini, Avian Brands memiliki empat entitas anak yang dimiliki secara langsung dan satu entitas anak yang dimiliki secara tidak langsung.

Entitas anak tersebut yaitu PT Tirtakencana Tatawarna yang memiliki 96 pusat distribusi, PT Solusi Rumah Praktis yang menyediakan jasa pengecatan di sekitar Jakarta, PT Tirtakencana Batamindo (yang dimiliki melalui PT Tirtakencana Tatawarna) dengan wilyah distribusi di daerah Batam, PT Bangun Bersama Solusindo yang merupakan joint venture (dengan pemilikan 50:50) dengan Saint Gobain Group yang memproduksi pelapis anti bocor dua komponen berbahan dasar semen, serta PT Multipro Paint Indonesia, yang bergerak di bidang manufaktur cat marine dan protective.

Saat ini, Avian Brands memiliki pangsa pasar cat dekoratif terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 20 persen untuk penjualan 2020, berdasarkan hasil survei Frost & Sullivan. Avian Brands juga mempunyai profil keuangan yang kuat dengan tingkat pertumbuhan penjualan rata-rata di atas dua digit dan tingkat laba melebihi rata-rata industri sejenis, dengan tingkat marjin EBITDA terakhir di atas 30 persen (periode Mei 2021), serta kemampuan arus kas yang kuat, dimana cash conversion rate mencapai 91 persen pada 2020.

Baca juga: Adhi Commuter Properti targetkan perolehan dana Rp1,6 triliun dari IPO
Baca juga: GoTo raih pendanaan pra-IPO senilai 1,3 miliar dolar AS
Baca juga: Cimory siap masuk bursa bidik dana segar Rp3,76 triliun

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021