Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi asal Jepang Toshiba mengatakan pada Jumat (12/11) waktu setempat bahwa pihaknya akan memecah perusahaan menjadi tiga bagian pada akhir tahun fiskal 2023.

Masing-masing perusahaan akan berfokus pada bisnis infrastruktur, perangkat, dan semikonduktor. Nama-nama perusahaan baru akan diumumkan untuk selanjutnya.

“Ini adalah perubahan yang sangat besar bagi kami. Kami dengan serius mempertimbangkan semua opsi yang memungkinkan untuk memaksimalkan nilai pemegang saham kami,” kata CEO Toshiba Satoshi Tsunakawa, mengutip laporan kantor berita Kyodo pada Sabtu.

Pemecahan bisnis disebut bertujuan untuk menenangkan pemegang saham yang tidak puas atas kinerja Toshiba untuk meningkatkan pertumbuhan dan nilai perusahaan.

Toshiba berencana mengadakan rapat pemegang saham luar biasa pada periode Januari hingga Maret untuk menjelaskan keputusan barunya. Pemegang saham Toshiba akan dialokasikan di tiga entitas tersebut.

Tsunakawa mengatakan bahwa rencana ini bukan sebagai pemisahan perusahaan akan tetapi merupakan sebuah evolusi. Menurutnya, setiap perusahaan dengan bidang khusus dapat membuat keputusan dan beroperasi dengan lebih cepat.

Baca juga: Toshiba merilis mikrokontroler baru untuk pemrosesan data berkecepatan tinggi

Bisnis yang fokus kepada tenaga nuklir, tenaga panas, dan energi terbarukan akan masuk ke unit infrastruktur dengan proyeksi penjualan lebih dari 2 triliun yen pada 2023.

Untuk unit kedua, yakni unit perangkat, akan fokus pada bisnis hard disk drive dan semikonduktor untuk perangkat listrik dengan menargetkan penjualan hingga 880 miliar yen.

Sementara itu, Toshiba tetap pada rencananya untuk menjual sebagian saham di Kioxia dan memberikan hasilnya kepada pemegang saham.

“Kami telah bertransformasi dan berkembang selama lebih dari 140 tahun. Perusahaan infrastruktur dan perangkat akan bertujuan untuk menjadi perusahaan terkemuka di bidang masing-masing melalui penataan strategis,” kata Tsunakawa.

Perusahaan konglomerat Jepang ini telah diguncang sejumlah permasalahan dalam beberapa tahun terakhir sejak skandal akuntansi pada 2015 yang telah mencoreng citra Toshiba.

Mengutip Japan Times, Toshiba telah mengalami restrukturisasi besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir, yakni mengalihkan fokus bisnisnya dari peralatan elektronik rumah tangga ke infrastruktur dan energi terbarukan.

Toshiba juga telah menjual bisnis TV-nya ke Hisense Group asal China dan bisnis peralatan rumah tangga ke Midea Group asal China. Unit PC atau yang dikenal dengan produk laptop Dynabook juga telah dijual ke Sharp Corporation di bawah Hon Hai Precision Industry.

Baca juga: Toshiba merilis mikrokontroler Arm® Cortex®-M4 M4N group baru

Baca juga: Toshiba mulai pengiriman sampel TB9083FTG untuk motor brushless otomotif

Baca juga: Toshiba rilis penggerak stepping 40V/2,0A, penginderaan arus tanpa resistor

Penerjemah: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021