Rezim apartheid didasarkan pada kekerasan sistematis dan terorganisir terhadap warga Palestina yang dilakukan oleh banyak agen
Ramallah (ANTARA) - Kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem menerbitkan sebuah laporan baru yang menunjukkan bagaimana pemukim yahudi telah menggunakan kekerasan terhadap warga Palestina untuk mengambilalih lahan di Tepi Barat, Palestina.

Dalam laporan baru B'Tselem dikutip Wafa pada Minggu (14/11), menunjukkan bahwa kekerasan oleh pemukim dimanfaatkan Israel untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka.

Cara itu dipakai untuk menyalahgunakan lebih dari 28.000 lahan pertanian dan padang rumput di Tepi Barat yang digarap masyarakat Palestina selama beberapa dekade.

Israel menghubungkan kekerasan itu dengan gerakan fundamentalis muda yahudi dengan tujuan untuk mempertahankan celah penyangkalan dan menikmati hasil kekerasan dengan mengambil alih bidang tanah di Tepi Barat.

Baca juga: Warga Palestina tuntut Israel bebaskan pelaku mogok makan

Laporan juga menggambarkan bagaimana kekerasan itu membantu upaya Israel mengambil alih lahan pertanian dan padang rumput yang digunakan komunitas Palestina di lima wilayah: komunitas penggembalaan di Masafer Yatta di Perbukitan Hebron Selatan, di Perbukitan Hebron barat daya dan di Perbukitan Hebron Selatan.

Kemudian Lembah Yordan dan desa-desa di sebelah barat Ramallah dan sebelah barat Nablus.

Menurut laporan itu, Israel telah merampas ribuan lahan milik warga Palestina dengan menggunakan kekerasan oleh pemukim.

Di beberapa daerah, perampasan telah dilakukan secara eksplisit oleh militer yang menutup petak-petak tanah atau mengharuskan warga Palestina untuk meminta izin terlebih dahulu untuk mengakses tanah mereka sendiri.

Baca juga: Palestina kecam penolakan Israel soal pembukaan kembali konsulat AS

Di tempat lain, petani dan penggembala menjauh karena takut bertemu pemukim Israel yang akan menyerang mereka.

Dalam kesaksian yang diberikan kepada peneliti lapangan B'Tselem, warga Palestina menggambarkan bagaimana kekerasan dan ketakutan mengancam kelangsungan hidup mereka.

Kekerasan oleh pemukim Israel mendorong warga Palestina mengurangi bahkan meninggalkan pekerjaan yang mereka andalkan selama beberapa dekade dan memaksa mereka tetap tinggal jauh dari padang penggembalaan dan sumber air yang digunakan untuk melayani mereka, serta membatasi budidaya di lahan pertanian mereka.

“Rezim apartheid didasarkan pada kekerasan sistematis dan terorganisir terhadap warga Palestina yang dilakukan oleh banyak agen: pemerintah, militer, Administrasi Sipil, Mahkamah Agung, Polisi Israel, Badan Keamanan Israel, Layanan Penjara Israel, Otoritas Taman Israel dan lain-lain. Pemukim adalah fungsi lain dalam daftar ini,” kata kelompok hak asasi Israel.

“Seperti kekerasan yang dilakukan terhadap warga Palestina oleh militer dan birokrasi, kekerasan oleh pemukim terorganisir, dilembagakan, dilengkapi dengan baik dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan strategis yang ditetapkan.” demikian laporan tersebut.

Sumber : WAFA
Baca juga: Tahanan Palestina berhenti mogok makan setelah 113 hari
Baca juga: PBB soroti urgensi untuk atasi krisis ekonomi Palestina

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021