Yogyakarta (ANTARA) - Unit Pelaksana Teknis Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta menyebut petugas keamanan di Malioboro, Jogoboro, kewalahan meminta wisatawan menggunakan aplikasi Sugeng Rawuh untuk kebutuhan pembatasan pengunjung pada akhir pekan.

“Pada akhir pekan, jumlah pengunjung di Malioboro meningkat cukup banyak. Akhirnya, petugas pun kewalahan meminta pengunjung memindai dan mengisi data melalui aplikasi Sugeng Rawuh,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta Ekwanto di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, barcode aplikasi Sugeng Rawuh sudah ditempatkan di 17 titik masuk Malioboro dan seluruhnya dijaga oleh petugas keamanan Jogoboro dibantu Satpol PP dan kepolisian.

Namun, lanjut dia, banyaknya pengunjung yang akan masuk justru menimbulkan antrean yang mengular di pintu-pintu masuk dan terkadang wisatawan tidak sabar sehingga enggan memindai aplikasi tersebut.

Baca juga: Yogyakarta optimalkan aplikasi Sugeng Rawuh di Malioboro

“Petugas sudah berupaya memberikan pengertian dan pengunjung pun memahami fungsi aplikasi tersebut,” katanya.

Saat ini, setiap wisatawan diminta memindai barcode aplikasi Sugeng Rawuh dan mengisi data berupa nomor telepon untuk kebutuhan pelacakan apabila suatu saat ditemukan kasus penularan di kawasan wisata itu.

“Data yang diisikan pun tidak terlalu banyak dan sudah dibuat sesederhana mungkin untuk memudahkan pengunjung. Tetapi, sekali lagi, karena jumlah pengunjung yang sangat banyak sehingga petugas di lapangan pun kewalahan,” katanya.

Ia berharap, ada tambahan petugas di lapangan untuk membantu Jogoboro memastikan seluruh pengunjung memakai aplikasi Sugeng Rawuh, terutama saat akhir pekan.

Baca juga: Yogyakarta akan lanjutkan layanan vaksinasi di Malioboro

Dengan memindai dan mengisi data, maka setiap pengunjung juga akan mendapat peringatan apabila durasi berkunjung di Malioboro sudah hampir habis atau maksimal dua jam.

Hanya saja, lanjut Ekwanto, petugas di lapangan pun tetap harus mengingatkan secara rutin kepada wisatawan bahwa durasi maksimal berada di Malioboro adalah dua jam.

Selain itu, ia mengakui, banyak wisatawan yang lupa waktu karena sedang asyik berbelanja atau sekadar berjalan-jalan.

“Malioboro ini menjadi destinasi akhir bagi wisatawan untuk mengakhiri perjalanan mereka di Yogyakarta. Makanya, kawasan ini akan semakin ramai saat sore hingga malam hari,” katanya.

Baca juga: Kunjungan Jokowi diharapkan pertegas Malioboro aman dikunjungi

Baca juga: PJU Malioboro kembali dinyalakan dengan pengawasan aktivitas wisatawan

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021