Nilai tukar rupiah mungkin masih bisa menguat hari ini dengan masih positifnya sentimen pelaku pasar terhadap aset berisiko
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta berpeluang melanjutkan penguatan, dibayangi kenaikan imbal hasil atau yield obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS).

Rupiah pagi ini menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.192 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.202 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah mungkin masih bisa menguat hari ini dengan masih positifnya sentimen pelaku pasar terhadap aset berisiko," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Indeks saham Asia bergerak positif pagi ini. Selain itu, lanjut Ariston, surplus besar neraca perdagangan Indonesia juga memberikan dukungan bagi penguatan rupiah.

Baca juga: IHSG merosot di tengah penguatan bursa saham Asia

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2021 mengalami surplus 5,73 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 22,03 miliar dolar AS dan impor 16,29 miliar dolar AS. Neraca perdagangan Indonesia telah membukukan surplus selama 18 bulan secara beruntun.

Tapi di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah AS yang kembali naik bisa menahan penguatan rupiah terhadap dolar AS.

"Yield tenor 10 tahun kembali naik ke kisaran 1,6 persen. Ini menandakan pasar masih berekspektasi bank sentral AS bisa menaikkan suku bunga acuannya lebih cepat karena tingkat inflasi AS yang masih meninggi," ujar Ariston.

Dari dalam negeri, jumlah kasus harian COVID-19 pada Senin (15/11) kemarin mencapai 221 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,25 juta kasus.

Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 11 kasus sehingga totalnya mencapai 143.670 kasus.

Baca juga: PPKM Jawa Bali diperpanjang, Luhut minta masyarakat tetap waspada

Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 706 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,1 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 8.522 kasus.

Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 130,62 juta orang dan vaksin dosis kedua 84,55 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.

Ariston mengatakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.180 per dolar AS hingga Rp14.250 per dolar AS.

Pada Senin (15/11) lalu, rupiah ditutup menguat 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.202 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.219 per dolar AS.

Baca juga: Dolar makin menguat, terkerek pertumbuhan global dan inflasi AS
Baca juga: Harga emas tergelincir, tertekan penguatan dolar dan yield obligasi AS
Baca juga: Euro jatuh ke terendah di pasar Asia, investor tunggu data konsumen AS

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021