Jakarta (ANTARA) - Nick Kyrgios meminta agar Australian Open dibatalkan, juga secara tidak terduga menunjukkan simpati kepada petenis nomor satu dunia Novak Djokovic, yang menolak untuk mengungkapkan status vaksinasinya.

Petenis Australia tersebut berpendapat turnamen pembuka Grand Slam yang akan digelar Januari itu tidak boleh dilanjutkan untuk menghormati perjuangan yang dialami tuan rumah Melbourne selama pandemi.

Melbourne telah menghabiskan lebih dari 260 hari pemberlakuan pembatasan wilayah sejak virus corona muncul, dan menurut Kyrgios tidak ada gunanya mengambil risiko.

Baca juga: Kyrgios absen bela Australia di Piala Davis

"Menurut saya Australian Open tidak harus dilanjutkan, demi orang-orang di Melbourne," kata Kyrgios dalam podcastnya, "No Boundaries," dikutip dari AFP, Selasa.

"Berapa lama (Melbourne) melakukan lockdown? 275 hari atau sekitar itu?"

Menteri Olahraga negara bagian Victoria Martin Pakula tidak setuju, dengan mengatakan bahwa dia "tidak bisa mengikuti logika" dari komentar Kyrgios.

"Warga Melbourne, Victoria, dan, sejujurnya, semua warga Australia, benar-benar antusias untuk acara-acara besar," kata Pakula.

Baca juga: Kyrgios tidak masuk tim Piala Davis

"Ekonomi kita membutuhkannya, jiwa negara kita membutuhkannya."

Australian Open berjalan tahun ini, tetapi para pemain terpaksa menghabiskan dua pekan karantina di hotel, kerumunan dibatasi dan pembatasan wilayah selama lima hari dilakukan pada pertengahan acara.

Penyelenggara bersikeras turnamen tersebut akan berjalan sesuai jadwal pada 2022, dengan pemain yang divaksin penuh diharapkan dapat memasuki Australia tanpa dikarantina atau terbatas pada gelembung.

Perdana menteri negara bagian Victoria, Daniel Andrews, mengatakan tidak ada pengecualian bagi pemain yang tidak divaksin. Hal itu menimbulkan keraguan apakah juara sembilan kali Djokovic, yang menolak untuk mengungkapkan status vaksinasinya, akan mempertahankan gelarnya.

Kyrgios memiliki hubungan yang sulit dengan petenis nomor satu dunia Serbia itu, menyebutnya "alat" di Australian Open tahun ini untuk tuntutannya melonggarkan pembatasan karantina hotel bagi para pemain.

Baca juga: Enggan tanding tanpa penonton, Kyrgios mundur dari Olimpiade

Namun, dia melunakkan pendiriannya, mengatakan bahwa Djokovic harus mampu bersaing terlepas dari apa pun, sambil merujuk pada bintang basket AS Kyrie Irving yang melewatkan awal musim NBA setelah menolak untuk divaksin COVID-19.

"Kyrie, Novak ... orang-orang ini telah memberikan begitu banyak, begitu banyak pengorbanan. Mereka adalah atlet global yang disegani jutaan orang," kata petenis Australia yang turun ke peringkat 90 dunia itu.

"Saya hanya berpikir sangat salah secara moral untuk memaksa seseorang untuk divaksin."

"Saya divaksin penuh, tetapi saya pikir tidak benar untuk memaksa siapa pun (untuk divaksin) dan mengatakan 'Anda tidak bisa datang dan bermain di sini karena Anda tidak divaksin'."

"Ada solusi lain, (seperti) untuk dites setiap hari."

Meskipun menyerukan agar Australian Open dibatalkan, Kyrgios mengatakan turnamen tersebut adalah Grand Slam favoritnya, dan tidak begitu menyukai French Open.

"Australian Open adalah Slam favorit saya dengan penonton tuan rumah, tekanannya sangat berbeda," kata Kyrgios.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021