Solo (ANTARA) - MPR mengajak masyarakat merajut kebhinnekaan dalam menghadapi krisis multidimensi yang terjadi Indonesia bahkan sebelum pandemi Covid-19.

Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, pada acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa, mengatakan, krisis multidimensi yang terjadi itu salah satunya merupakan dampak dari pembangunan yang belum merata.

Baca juga: Buya Syafii Maarif: Kebhinnekaan jadi kekuatan pemersatu bangsa

Menurut dia, pembangunan yang sedang dalam proses tentu masih menyisakan kesenjangan di sejumlah daerah. Selain itu, dia katakan, faktor lain yang berdampak pada krisis adalah terjadinya globalisasi dan lompatan teknologi yang membuka hampir semua akses bagi berbagai ideologi yang berkembang di dunia.

"Kehadiran pandemi ini memperberat dampak krisis itu. Sejumlah dampak ini juga diperparah dengan penggunaan gawai yang tidak bertanggung jawab oleh masyarakat," katanya.

Baca juga: Rawat kebhinnekaan, lima tokoh dianugerahi penghargaan PWKI

Oleh karena itu, menurut dia, ini saatnya seluruh kalangan merekatkan dan merajut kembali kebhinnekaan lewat pengamalan nilai-nilai kebangsaan dalam menghadapi dampak krisis multidimensi yang terjadi di negeri ini.

Sementara itu, dikatakannya, angka pertambahan positif Covid-19 yang cenderung stagnan dalam beberapa hari terakhir juga harus diwaspadai agar tidak meledak lagi dan menjadi ancaman.

Baca juga: Deklarasi Kebhinnekaan para tokoh di Tarakan

"Oleh karena itu, kita harus memperkuat karakter anak negeri sebagai bangsa yang mengedepankan nilai-nilai luhur yang diwariskan pendiri bangsa," kata dia.

Ia mengatakan, kali ini merupakan momentum tepat untuk kembali mengedepankan nilai-nilai empat konsensus kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Nilai-nilai luhur bangsa itu sudah terbukti mampu menjadi tameng dari hantaman berbagai krisis," katanya.

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021