Lombok Barat (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengekspor sebanyak 37.994 item tas ketak ke Arab Saudi menggunakan dua kontainer dari Pelabuhan Lembar Kabupaten Lombok Barat.

Pelepasan pengiriman kerajinan tas ketak tersebut dilakukan oleh Gubernur NTB H Zulkieflimansyah, bersama Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB Heru Saptaji, dan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Hj Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, di STIPark, Kabupaten Lombok Barat, Selasa.

"Ekspor adalah kunci untuk meningkatkan nilai jual produk-produk para UMKM kita, sehingga peluang pertumbuhan ekonomi akan semakin besar kalau kegiatan ekspor kita tinggi," kata Zulkieflimansyah.

Menurut Gubernur yang akrab disapa Bang Zul itu, keberhasilan mengekspor kerajinan tas ketak dapat menjadi pemicu bagi produk kerajinan lainnya untuk diekspor di berbagai negara.

Baca juga: NTB siapkan sentra bahan baku kerajinan ketak di Pulau Sumbawa

Baca juga: 110 usaha kecil mendapat penghargaan tertinggi IKM


Hal itu sebagai bukti bahwa NTB bukan hanya mampu memproduksi kerajinan tas ketak, tapi juga mampu menciptakan mesin-mesin canggih yang bisa bersaing dengan negara maju lainnya.

"Mudah-mudahan ekspor kita meningkat. Semoga ke depan, bukan hanya tas ketak tapi kita juga bisa mengekspor sepeda listrik dan mesin-mesin kita," ujar Bang Zul.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Heru Saptaji mengatakan keberhasilan mengekspor ketak ke Arab Saudi merupakan hasil kerja kolektif Tim NTB Genjot Ekspor.

Tim tersebut terdiri dari beberapa institusi vertikal dan beberapa organisasi perangkat daerah lingkup Pemerintah Provinsi NTB, yang berkomitmen untuk melakukan percepatan dan penguatan komoditas ekspor nontambang.

"Ketak ini setelah kami naikkan kualitasnya, akhirnya bisa menembus pasar ekspor dan kerajinan ketak ini sangat diminati pasar Timur Tengah, sangat terbuka ke Turki dan negara lainnya," ucap Heru.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan NTB Fathurrahman menyebutkan nilai ekspor kerajinan tas ketak ke Arab Saudi menggunakan dua kontainer tersebut mencapai Rp1,4 miliar.

Produksi kerajinan anyaman yang terbuat dari sejenis tanaman paku-pakuan tersebut melibatkan sebanyak 700 orang perajin dari Kabupaten Lombok Tengah, dan Lombok Barat. Mereka dikoordinir oleh enam orang pengepul.

"Proses pemenuhan pemesanan kerajinan tas ketak tersebut membutuhkan perjalanan panjang yang dimulai sejak Mei 2021, dan Alhamdulillah, ekspornya bisa terealisasi hari ini," katanya.*

Baca juga: Kerajinan ketak Lombok tembus Eropa-Jepang

Baca juga: Menganyam ketak peninggalan nenek moyang masyarakat Lombok

Pewarta: Awaludin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021