Jakarta (ANTARA) - Pelatih tim nasional Indonesia Shin Tae-yong menyoroti kualitas operan skuadnya usai takluk 0-1 dari Afghanistan dalam laga uji coba internasional FIFA di Stadion Gloria, Antalya, Turki, Selasa malam tadi.

Pasalnya, Shin menilai gol yang diperoleh Afghanistan lahir dari kesalahan umpan para pemain Indonesia sendiri.

"Gol bermula dari kesalahan passing yang dilakukan pemain. Kami mesti mengurangi kesalahan-kesalahan seperti itu, yang seharusnya tidak dilakukan," ujar juru taktik asal Korea Selatan itu dalam keterangan PSSI yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Timnas Indonesia ditundukkan Afghanistan 0-1

Shin menilai, anak-anak asuhnya memang tidak tampil maksimal pada pertandingan tersebut dan Evan dkk gagal memperlihatkan permainan sesuai yang diinginkan.

"Salah satu penyebabnya, kondisi pemain tidak begitu baik. Ada beberapa yang masih jet lag (gangguan tidur karena perbedaan zona waktu-red)," tutur pria berusia 51 tahun itu.

Shin Tae-yong pun tidak mau situasi serupa terulang saat melawan Myanmar dan wajib memenangi pertandingan uji coba berikutnya tersebut yang berlangsung Kamis (25/11) pukul 21.00 WIB.

"Kami harus memenangi laga kontra Myanmar. Tim ini sejatinya mempunyai modal bagus yaitu kondisi fisik yang terus membaik. Terlihat ketika melawan Afghanistan,para pemain bisa berjuang sampai akhir. Saya mau melihat perkembangan yang lebih baik dari pemain pada laga berikutnya," tutur Shin.

Tim nasional Indonesia ditundukkan Afghanistan dengan skor 0-1 pada laga persahabatan internasional FIFA di Stadion Gloria, Antalya, Turki, Selasa (16/11) malam WIB.

Satu-satunya gol pada pertandingan tersebut dibuat oleh pemain pengganti Omid Popalzay pada menit ke-85. Gol ini terjadi melalui sebuah serangan balik cepat Afghanistan yang berawal dari kesalahan operan pemain Indonesia di wilayah pertahanan lawan.

Baca juga: Egy: Timnas langsung fokus ke laga kontra Afghanistan dan Myanmar
Baca juga: PSSI pastikan empat pemain luar negeri yang diajukan Shin untuk timnas

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2021