Jakarta (ANTARA) - Perusahaan jasa profesional multinasional PricewaterhouseCoopers (PwC) merekomendasikan sejumlah tindakan yang harus dilakukan para pelaku bisnis di wilayah Asia Pasifik untuk mendukung percepatan dekarbonisasi.

“Bisnis memiliki peluang emas untuk mewujudkan pertumbuhan hijau. Bisnis harus menilai kembali strategi mereka – perjalanan menuju net zero harus dimulai dengan strategi baru terhadap objektif dan kinerja perusahaan, serta karyawannya,” kata Wakil Kepala PwC Asia Pasifik Sri Nair melalui keterangan resmi pada Rabu.

Rekomendasi itu antara lain, pelaku bisnis harus memiliki ambisi untuk bertindak atas komitmen nol bersih, melakukan transformasi hijau yang komprehensif, memanfaatkan berbagai sumber modal baru dalam peralihan ke komitmen nol bersih, serta membangun kepercayaan melalui pelaporan yang tepat.

Baca juga: Honda minta pemasok capai emisi karbon nol bersih pada 2050

Komitmen terhadap emisi nol bersih mewajibkan pelaku bisnis untuk memikirkan kembali berbagai pilihan untuk dapat menghasilkan end-to-end transformation mulai dari strategi, model operasi, hingga teknologi.

“Perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak boleh mengabaikan ataupun tertinggal dalam menjawab tantangan global untuk dekarbonisasi. Memang Indonesia memiliki banyak peluang unik bagi bisnis untuk melestarikan dan meningkatkan nilai dengan berpartisipasi dalam upaya global untuk menghilangkan karbon,” ujar Territory Senior Partner di PwC Indonesia Eddy Rintis.

Pada bulan ini, PwC telah mengeluarkan laporan berjudul “Code Red - Asia Pacific’s Time To Go Green” yang merekomendasikan bahwa Asia Pasifik perlu meningkatkan upaya dekarbonisasi secara signifikan.

Menurut laporan tersebut, Asia Pasifik bertanggung jawab atas 52 persen emisi terkait energi CO2 global pada 2020. Laporan juga menyebutkan kawasan Asia Pasifik mengalami dekarbonisasi pada tingkat 0,9 persen di tahun 2020, lebih rendah dari 2,9 persen pada 2019.

Sementara pada kondisi global, saat ini dunia jauh di bawah tingkat dekarbonisasi 12,9 persen per tahun yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kesepakatan Paris 1,5 derajat Celcius.

Untuk mewujudkan transformasi nol bersih, laporan PwC juga merekomendasikan bahwa dekarbonisasi global harus dipercepat hingga lima kali lipat dari tingkat saat ini yang hanya mencapai 2,5 persen pada 2020.

“Ruang untuk dekarbonasi dan pengurangan ambang batas pemanasan iklim hingga 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri semakin berkurang dengan cepat. Wilayah Asia Pasifik memiliki peran penting, paling tidak karena wilayah ini akan sangat merasakan konsekuensi dari pemanasan dunia terhadap fundamental pertumbuhan sosial dan ekonominya,” kata Kepala PwC Asia Pacsifik dan China Raymund Chao.

Baca juga: Peneliti BRIN: PLTN solusi atasi pemanasan global

Baca juga: Survei: 50 persen usaha di Indonesia permanenkan pola kerja jarak jauh

Baca juga: Survei PwC: Mayoritas CEO perkirakan ekonomi global menjadi dingin

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021