Mataram (ANTARA) - Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana mengatakan jika kegiatan World Superbike (WSBK) berakhir sukses dan bebas dari klaster baru penyebaran COVID-19, pembelajaran tatap muka (PTM) bisa dilaksanakan 100 persen.

"Kita lihat dulu dampak penyebaran COVID-19 terhadap kegiatan akbar WSBK, jika tidak ada lonjakan kasus atau klaster baru WSBK, PTM bisa kita kaji dan buka secara penuh serta berkelanjutan," katanya di Mataram, Kamis.

Pernyataan itu dikemukakan terkait dengan status zona hijau penyebaran COVID-19 di Kota Mataram, yang menurut regulasi membolehkan untuk membuka kegiatan pembelajaran tatap muka secara penuh atau 100 persen, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga: Persiapan tatap muka, sekolah di Mataram-NTB disemprot disinfektan

Wali kota mengatakan Kota Mataram saat ini sudah dinyatakan nol kasus COVID-19. Namun, itu menjadi tantangan bagi pemerintah kota untuk mempertahankan status tersebut.

"Karena itu, kita perlu lebih selektif mengeluarkan kebijakan PTM penuh agar bisa menjadi keputusan paripurna. Kita tidak ingin setelah kita bolehkan sekolah 100 persen, tiba-tiba ada klaster baru lagi," katanya.

Pada prinsipnya, pemerintah kota memiliki semangat yang sama dengan siswa, guru dan orang tua, yakni ingin melaksanakan kegiatan PTM secara penuh seperti sebelum pandemi COVID-19.

"Tapi, untuk saat ini yang penting kondisi baik dulu. Baru kita bisa mengambil kebijakan," katanya.

Wali kota mengakui dampak psikologis anak dengan PTM 50 persen, anak-anak rindu bertemu dengan temannya dan suasana sekolah dan ruang kelas normal.

Baca juga: Pemkot Mataram buka kegiatan PTM mulai 18 Agustus

Baca juga: Disdik Mataram tunda kegiatan PTM pada tahun ajaran baru


Sebab, PTM dengan sistem shift, anak-anak tidak bisa bertemu dengan semua teman sekelasnya. Kondisi itu bisa terobati jika PTM penuh diterapkan.

"Para guru juga lebih efektif menyampaikan materi pembelajaran. Karenanya, kita berharap WSBK bisa berjalan sukses dan bebas klaster baru COVID-19," katanya.

Pewarta: Nirkomala
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021