Jakarta (ANTARA) - Orang tua, wali maupun guru berperan penting untuk menjelaskan ilmu pengetahuan yang terdapat di balik setiap kegiatan kecil yang menyenangkan dan mengisi pikiran mereka dengan ilmu pengetahuan.

Hal ini juga membantu memelihara rasa ingin tahu anak ketika mereka mencari jawaban atas pertanyaan-pernyataan tentang dunia, meskipun saat ini mereka hanya di rumah saja karena pandemi.

Baca juga: Anak rentan stres ketika terpapar tontonan yang tidak sesuai

Guna memastikan bahwa apresiasi terhadap ilmu pengetahuan tetap tinggi, kita perlu terus menumbuhkan rasa ingin tahu dan mendorong anak-anak kita untuk membebaskan jiwa ilmuwan mereka.

Melalui lima percobaan yang mudah dilakukan di rumah ini, Anda dapat membantu berkontribusi pada pertumbuhan STEM dengan merangsang daya pikir anak Anda dengan cara yang menyenangkan pada setiap prosesnya.

Pastikan untuk terlebih dahulu menguji eksperimen ini sendiri, sebelum mencobanya dengan ilmuwan kecil Anda karena kegiatan berikut ini memerlukan pengawasan orang tua.

Membuat lampu lava sendiri

Bahan yang dibutuhkan: Gelas bening atau stoples, air, minyak sayur atau mineral, pewarna makanan, tablet natrium bikarbonat, dan senter (opsional).

Ikuti langkah-langkah berikut untuk membuat lampu lava DIY Anda sendiri:

1. Isi seperempat gelas bening dengan air dan tambahkan beberapa tetes pewarna makanan sesuai selera kemudian isi sisa gelas dengan minyak (jangan sampai penuh).
2. Pecahkan tablet natrium bikarbonat menjadi potongan kecil dan masukkan salah satu potongan tersebut ke dalam gelas. Perhatikan apa yang terjadi.
3. Tempatkan gelas di atas senter besar, matikan lampu di ruangan dan masukkan tablet natrium bikarbonat lainnya. Dan lampu lava buatan Anda sendiri pun sudah jadi.
4. Ajak anak Anda untuk mengaduk dan mengocok lampu lava tersebut untuk melihat efeknya!

Saat Anda memasukkan tablet natrium bikarbonat ke dalam gelas, tablet itu langsung meresap ke dalam minyak tanpa terjadi reaksi kimia. Ketika tablet menyentuh air, reaksi kimia terjadi dengan melepaskan gelembung gas karbon dioksida.

Gelembung-gelembung ini tidak lebih padat dibandingkan air atau minyak, sehingga gelembung tersebut mengapung ke atas namun gelembung tersebut “menempel” pada air, menyeret beberapa tetesan air ikut ke permukaan bersama gelembung tersebut.

Saat mencapai permukaan, gelembung gas meletus dan tetesan air tenggelam kembali ke dasar sehingga menciptakan efek lampu lava.

Baca juga: Ajarkan empati pada anak lewat bermain dan berbagi

Baca juga: "Nayz Planting" wujudkan gaya hidup sehat ramah lingkungan

Baca juga: Kidzania gandeng BRI buka "Bank of Kidzania"

 

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021