Investor sebaiknya tetap mempelajari atau melakukan analisis terhadap perusahaan tersebut sebelum memutuskan untuk memiliki sahamnya
Jakarta (ANTARA) - Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengatakan para investor perlu mencermati dan berhati-hati sebelum berinvestasi di saham-saham perusahaan unicorn maupun decacorn, dan tak hanya sekedar ikut-ikutan.

Perusahaan rintisan unicorn dan decacorn berbasis teknologi digital memang berpeluang akan meramaikan pasar saham Indonesia ke depannya.

"Tentunya, dengan melantainya unicorn ini, investor tidak perlu merasa fear of missing out (FOMO) dan gampang ikut-ikutan dalam mengambil keputusan investasi,” ujar Hasan dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Hasan menyampaikan terdapat hal yang menarik dalam menilai sebuah perusahaan unicorn. Menurutnya, investor tidak hanya bisa menilai perusahaan berdasarkan bottom line-nya saja, tetapi dari growth-opportunity.

"Investor sebaiknya tetap mempelajari atau melakukan analisis terhadap perusahaan tersebut sebelum memutuskan untuk memiliki sahamnya," kata Hasan.

Selain itu, Hasan juga membagikan beberapa tips kepada investor sebelum berinvestasi di saham-saham unicorn. Pertama, kata dia, investor harus memperhatikan profil risiko, karena setiap produk investasi yang memiliki potensi keuntungan tinggi, akan memiliki risiko yang tinggi pula, serta tidak semua orang bisa menerima risiko investasi yang tinggi tersebut.

"Kemudian tujuan investasi, karena setiap orang memiliki tujuan investasinya masing-masing, misalnya untuk dana hari tua atau pensiun, dana pendidikan anak, dan lainnya," ujar Hasan.

Selanjutnya, investor perlu mencermati perencanaan keuangan. Menurutnya, investor harus menyisihkan dana untuk investasi dan jangan pernah menggunakan uang panas apalagi utang atau dana pinjaman untuk melakukan investasi.

"Investor juga harus mencermati produk investasi. Setiap produk investasi pasar modal memiliki risiko dan karakteristiknya masing-masing. Sehingga, investor wajib mempelajari dan analisis produknya terlebih dahulu, tentunya berdasarkan informasi dari sumber resmi," kata Hasan.

Di samping itu, BEI juga tengah mempersiapkan aturan percatatan saham yang baru yang dalam waktu dekat akan segera rilis, untuk membukakan pintu-pintu masuk baru yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai sektor industri, seperti tech-companies, centaur, unicorn, dan decacorn, dengan tetap memperhatikan kualitas perusahaan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mempersiapkan pengaturan mengenai Saham dengan Hak Suara Multiple (SHSM) dimana para pendiri perusahaan tech-companies tersebut dapat mempertahankan visi misi ke depan dalam pengembangan usaha.

"Kami juga tetap mengedepankan aspek perlindungan bagi investor, dengan pengembangan notasi khusus untuk perusahaan yang menerapkan SHSM ini," ujar Hasan.

Baca juga: OJK: Penghimpunan dana di pasar modal tertinggi dalam sejarah BEI
Baca juga: Dirut BEI sebut masih ada 29 perusahaan akan IPO tahun ini
Baca juga: Tren pertumbuhan pasar modal diprediksi berlanjut pada 2022

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021