jangan berharap akan menemukan landscape atau pemandangan yang luar biasa seperti di candi atau bangunan kolonial
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar acara bertajuk "SangiRun: 25K Night Trail Run" di wilayah Situs Sangiran, Jawa Tengah dalam rangka memperingati 25 tahun ditetapkan situs itu sebagai warisan budaya dunia.

“Narasi yang coba dibangun dalam kegiatan 'SangiRun' ini untuk memperlihatkan kehidupan masa lampau di Sangiran sebagai sumber pengetahuan kita dan untuk masa kini,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dalam konferensi pers "SangiRun Night Trail 2021" yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan acara itu berupa lari bersama untuk memperingati situs manusia purba Sangiran sebagai warisan budaya dunia nomor 593 pada 1996 dengan nama The Sangiran Early Man Site oleh Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO).

Ajang lari itu akan digelar dengan jalur lari sepanjang 25 kilometer dan berlangsung selama tiga hari, 19-21 November 2021.

Hilmar menekankan acara tersebut juga untuk mendorong situs Sangiran semakin dikenal masyarakat luas dan dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitar Situs Sangiran di Kabupaten Karanganyar dan Sragen, Provinsi Jawa Tengah.

“Kegiatan ini juga melibatkan masyarakat sekitar dengan program Desa Pemajuan Kebudayaan. Masyarakat di sekitar Sangiran melakukan temu kenali dan rencana aksi dalam bentuk Pasar Budaya,” ujarnya.

Ia menjelaskan "SangiRun" juga bertujuan memperlihatkan kemampuan manusia dalam beradaptasi dengan lingkungan, dengan berusaha memadukan kerja sama antarinstansi pemerintah, guna mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

Baca juga: Lomba lari Sangi Run peringati Sangiran sebagai Warisan Dunia

Ia berharap, kegiatan lari tersebut, membuat situs Sangiran dapat lebih dikenal masyarakat, sekaligus sebagai pengingat diri untuk menjadi manusia yang arif dan bijaksana dalam menjaga peninggalan budaya bangsa.

“Saya harap, melalui kegiatan ini situs-situs di Sangiran dapat terus dipelihara dan juga memberi manfaat bagi masyarakat Sangiran dan arena wisata budaya bagi masyarakat luas serta dunia ilmu pengetahuan,” katanya.

Ketua Panitia SangiRun Night Trail 2021 Andre Donas mengatakan ajang lari dilaksanakan malam hari dengan dihiasi instalasi cahaya, forest video mapping, dan ornamen yang menggambarkan evolusi manusia purba.

“Kalau kita datang ke sini, jangan berharap akan menemukan landscape atau pemandangan yang luar biasa seperti di candi atau bangunan kolonial. Itu sebabnya perlu cara khusus supaya orang mau datang,” kata dia.

Nantinya, lintasan akan diterangi nyala obor dengan peserta sekitar 100 pelari yang akan dilepas secara bertahap sesuai dengan prosedur kesehatan sehingga tetap terjaga jarak antarpeserta lomba.

Ia mengatakan acara juga melibatkan beberapa figur publik dan masyarakat Sangiran yang memproduksi kerajinan tangan berupa cenderamata, seperti batu sangir, anyaman tikar, dan kerajinan tangan dari batok kelapa sebagai produksi industri rumahan.

Ia berharap, semua pihak menyukseskan acara itu untuk memperkenalkan situs Sangiran dalam jangkauan wilayah yang lebih luas.

“Hingga hari ini persiapan insyaallah bisa kami atasi karena ada COVID-19 juga, izin juga tidak mudah sebenarnya dari awal karena ada protokol kesehatan yang harus kami hadapi,” ucap dia.

Baca juga: SangiRun Night Trail perpaduan olahraga dan budaya
Baca juga: Ganjar usul ada kampung Flinstone dan Jurassic Park di Sangiran

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021