Melalui joint convention yang digelar secara rutin setiap dua tahun sekali ini diharapkan anggota asosiasi dapat memberikan kontribusi nyata kepada pemerintah
Jakarta (ANTARA) - Empat asosiasi profesi di lingkungan energi dan sumber daya mineral (ESDM), yaitu Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI), dan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) menggelar Joint Convention Bandung (JCB) pada 23-25 November 2021.

JCB 2021 mengusung tema "Aliansi Strategis Dalam Rangka Percepatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Mitigasi Kebencanaan untuk Ketahanan Nasional."

Ari Iskandar, Ketua Pelaksana JCB 2021, di Jakarta, Senin, mengatakan Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang cukup besar mulai dari minyak dan gas bumi, bahan mineral dan tambang, panas bumi, dan sumber energi baru terbarukan. Namun pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam tersebut belum optimal sehingga perlu langkah-langkah percepatan pengelolaan yang dapat memenuhi amanat undang-undang, yaitu pemanfaatan kekayaan sumberdaya alam agar dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat Indonesia.

Mayoritas pemangku kepentingan keempat asosiasi adalah Kementerian ESDM karena bergerak di industri hulu migas, namun demikian terdapat beberapa asosiasi yang juga memiliki stake holder dari kementerian terkait yang menaungi environment & agricultural, gempa bumi, gunung api dan bencana kebumian, hidrometeorologi, metereologi, klimatologi dan oseanografi, serta panas bumi dan renewable energy.

"Anggota keempat asosiasi, yaitu IAGI, HAGI, IAFMI, IATMI, yang berjumlah lebih dari 30.000 member, memiliki keahlian yang mencakup beberapa bidang tersebut sehingga mampu memberikan masukan dan pandangan ahli terhadap permasalahan yang dialami negara ini dan masukan atau rekomendasi program dalam rangka percepatan pencapaian target-target jangka panjang pemerintah," kata Ari dalam keterangan tertulisnya.

Ari mengatakan melalui joint convention yang digelar secara rutin setiap dua tahun sekali ini diharapkan anggota asosiasi dapat memberikan kontribusi nyata kepada pemerintah terkait saran, masukan dan partisipasi dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan.

President IAFMI Taufik Aditiyawarman menambahkan kebutuhan energi dalam negeri yang meningkat mendorong lajunya pemanfaatan sumber daya alam, yang harus dilakukan secara terarah, terkoordinasi dan terintegrasi untuk meminimalkan dampak negatif yang mungkin ditimbulkan.

Taufik mengatakan upaya itu sejalan dengan program pemerintah dalam pemenuhan energi dan ketahanan nasional, yaitu target produksi satu juta barrel oil per day (bopd) dan 12 MMscfd gas pada 2030.

Menurut John H Simamora, Ketua IATMI, untuk mencapai target satu juta bopd dan 12 Bcfd gas pada 2030 diperlukan langkah konkret yang masif dan agresif berupa percepatan realisasi aliansi strategis dengan pihak pihak terkait yang mempunyai kekuatan teknologi keuangan dalam melakukan pengembangan lapangan mature, marginal, dan idle field dengan konsep dan terobosan win win solution.

"IATMI mempunyai anggota sebanyak 13.000 total professional engineer yang tersebar di 14 negara, itu merupakan kekayaan SDM yang luar biasa yang bisa digerakkan di lapangan untuk mencapai target ambisius tersebut. Hanya saja dibutuhkan teknologi yang hebat dengan organisasi capability yang handle, simple, faster, better and agile dalam menghadapi dinamika lapangan," ungkap John.

Sementara itu, President HAGI Muharram Jaya Panguriseng menyebut ada tiga poin utama yang menjadi penekanan tema JCB 2021, yaitu pertama, aliansi dimana semangat kolaborasi merupakan hal terpenting dalam mengatasi problem-problem saat ini. Kedua, natural resources utilization sebagai bagian dari upaya strategi mengakselerasi pemanfaatan sumber daya alam yang bersifat dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbarui guna kepentingan nasional.

"Ketiga, hazard mitigation sebagai upaya dalam meningkatan awareness terhadap mitigasi bencana yang melanda di Indonesia," kata Muharram.

Kegiatan utama JCB, yaitu Session Talk akan mengundang enam menteri atau setingkat yang merupakan stakeholder dari keempat asosiasi; enam diskusi panel yang mengundang pembicara dari para CEO dari pemilik wilayah kerja hulu migas dan pimpinan perusahaan pelaku usaha industri hulu migas. Serta regulator sebagai perwakilan pemerintah dan SKK Migas. Dan juga Academic Talk yang mengundang nara sumber dari universitas dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

Baca juga: IAFMI dukung keberlanjutan proyek hulu migas
Baca juga: IATMI rekomendasikan keterbukaan data dan pembiayaan proyek migas
Baca juga: Bangkitkan eksplorasi kebumian, ikatan ahli geologi adakan IEA-2020

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021