London (ANTARA News) - Para Kartunis satir Inggris menajamkan pensil mereka demi pernikahan agung Pangeran William dan Kate Middleton pada 29 April, tetapi kemungkinan tetap bertahan membuat gambaran terburuk mengenai pasangan itu.

Sebagian mencerminkan obsesi Inggris akan kelas dan status sosial, sasaran kebanyakan kelakar kartunis biasanya adalah mereka yang duduk di  parlemen dan istana, sehingga pernikahan kerajaan adalah ladang perburuan subur untuk para ilustrator nakal.

Penggambaran kartun Pangeran William biasanya diwujudkan lewat rambut yang jarang, pipi merah jambu dan rahang lentera, tetapi telinga dan hidungnya yang biasa saja mengartikan sang pangeran lolos dari ejekan yang dulu menumpuk ke ayahnya, Pangeran Charles.

Para ilustrator surat kabar kebanyakan menghindari karakterisasi Kate Middleton. Tetapi, perempuan berusia 29 tahun itu akan menjadi sasaran setelah bergabung dengan keluarga kerajaan.

Peter Brookes, kartunis The Times, mengatakan pernikahan dan histeria yang menyelimutinya memberi kesempatan yang tidak boleh dilewatkan, kendati umumnya perapasan positiflah yang menggelayutinya.

"Pada hari itu tidak ada hal lain yang bisa Anda lakukan," kata Brookes kepada AFP.

"Cukup sering kemauan baik berubah enjadi tragis dan sentimentalitas total, dan semua orang akan naik ke puncak."

Sang ilustrator yang minggu lalu disebut Kartunis Tahun Ini dalam British Press Awards, mengakui tidak berniat menyinggung penggemar kerajaan.

"Tidak, tidak, tidak, sama sekali tidak. Pertama Anda semua tidak perlu mengkhawatirkan itu, tidak ada hal seperti membuat kartun dalam memuji seseorang, Anda selalu meruntuhkan mereka.

"Satu-satunya hal yang ingin saya katakan agar seimbang adalah bukan salah mereka negera menjadi gila - dan ini berkaitan dengan dua orang yang mendapatkan hari terbahagia dalam hidupnya sehinga Anda tidak akan melalukan hal yang bersifat pribadi."

Kartun mestinya fokus pada "sifat tertinggi dari seluruh pernikahan ini," kata dia.

Pasangan itu menghindari perhatian yang paling tak diingininya karena citra "membumi" mereka, tetapi faktanya ada sasaran jelas selama kericuhan ekonomi dan periode politik di Inggris yang juga membantu.

"Saat pernikahan itu diumumkan, The Times dan semua orang benar-benar gila," ulang Brookes.

"Saya tidak membuat kartun karena saya tidak ingin bergabung dalam sirkus," tambah dia. "Saya membuat salah satu yang terkait dengan itu sehari atau dua hari kemudian sehingga menciptakan pemangkasan (belanja pemerintah Inggris) dan (menteri keuangan George) Osborne.

"Saya sudah melakukan hal-hal ini sebelumnya bahwasanya orangn mengeluhkan keluarga kerajaan karena mereka memiliki tempat khusus dalam masyarakat dan bila Anda mengkritik mereka, itu tak masalah apakah seseorang akan dibenarkan atau tidak, orang-orang akan terganggu," kata Brookes.

Ilustrator Inggris terkenal lainnya, Matt Pritchett dari Telegraph menjelaskan kepada AFP bahwa dia juga memiliki sedikit kekhawatiran terhadap bakal kecewanya kalangan atas.

"Beberapa tahun lalu seorang pembaca menyebut saya terlalu jauh dengan kelakar saya tentang kerajaan saya," kata Pritchett.

"Tetapi, saya bisa memberitahu mereka bahwa seseorang dari Istana Buckhingham meminta penggambaran asli. Itu membuat mereka diam," kata Pritchett seraya mengakui figur populer seperti William adalah obyek yang sulit.

"Salah satu kartun tersulit yang saya buat adalah saat (Presiden Amerika Serikat Barack) Obama pertama kali terpilih - semua orang mencintainya dan kesulitan mengejeknya," kata dia.

Kebanyakan dari karya Pritchett menggambarkan pernikahan pasangan Inggris itu "klasik" yang "tak berdaya di wajah kehidupan modern, atau dibingungkan oleh itu."

Pritchett mengungkapkan pada hari dia "kemungkinan membuat kelakar mengenai pernikahan yang disaksikan publik" sementara Brookes mengatakan akan menunggu peristiwa politik lain.

Di luar kertas, kebanyakan kartun terkenal mengenai cerita percintaan pasangan itu adalah "Kate & William - A Very Public Love Story". Komik setebal 60 halaman itu hasil kolaborasi antara dua seniman Inggris Rich Johnston dan Gary Erskine.

Cerita itu menyusul buku harian khayalan yang ditulis Middleton selama masa mudanya, dan meniru gaya majalah gadis sekolah tahun tujuh puluhan seperti "Jackie" dan "Boy's Own". (*)

Neny

Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011