Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Denmark menekankan pentingnya implementasi Perjanjian Paris dan Pakta Iklim Glasgow secara penuh dan efektif, ujar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.

“Hal ini tercermin dengan baik dalam kerja sama sektor strategis (KSS) kami dalam mendorong pertumbuhan hijau yang berkelanjutan,” kata Retno dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Pertumbuhan berkelanjutan bukan lagi pilihan karena itu adalah suatu keharusan, kata dia.

“Oleh karena itu, saya sangat senang melihat kerja sama jangka panjang kita untuk mengurangi emisi gas rumah kaca,” kata Retno.

Sehubungan dengan itu, dia menyambut baik kontribusi Denmark, dengan dukungan Bank Dunia, pada konservasi dan rehabilitasi 600.000 hektar lahan bakau (mangrove) melalui kombinasi pinjaman dan hibah senilai hingga 62,9 juta dolar AS (Rp896,5 miliar).

“Saya juga mengapresiasi dukungan Denmark untuk transisi energi di Indonesia, melalui program Sustainable Island Initiative,” kata Retno.

Indonesia mencatat komitmen Denmark terhadap penilaian pengelolaan limbah berkelanjutan, limbah menjadi energi, dan produksi biomassa di kota-kota dan pulau-pulau dalam Rencana Aksi yang baru, kata dia.

“Indonesia dan Denmark juga membahas kemungkinan kerja sama di masa depan dalam dekarbonisasi melalui penyediaan sumber energi hijau. Saya menyambut baik minat perusahaan Denmark untuk berinvestasi di ibu kota baru Indonesia di masa depan,” ujar Retno.

Baca juga: Menlu RI, Denmark teken pembiayaan proyek infrastruktur
Baca juga: Denmark yakin Indonesia mampu tanggulangi sampah laut
Baca juga: Indonesia-Denmark bahas kerja sama energi terbarukan sektor kelautan


Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021