Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Menhub) Muhammad Lutfi menyambut baik keputusan The Undersecretary of Commercial Defense and Public Interest (SDCOM) Brazil yang menghentikan penyelidikan anti-dumping atas impor Cold Rolled Stainless Steel (CRSS), yang salah satunya berasal dari Indonesia.

“Kami menyambut baik keputusan SDCOM menghentikan anti-dumping CRSS asal Indonesia. Sebagai otoritas penyelidik, SDCOM telah mengambil keputusan yang tepat. Jika ada keraguan terkait kerugian industri domestik, maka otoritas harus segera menghentikan penyelidikan trade remedy, termasuk dumping,” kata Mendag lewat keterangannya di Jakarta, Senin.

Penyelidikan dihentikan karena kesimpulan SDCOM menyatakan data kerugian yang diserahkan industri domestik tidak terbukti dan mengandung banyak kesalahan.

Sebelumnya, penyelidikan anti-dumping CRSS oleh Brasil telah berjalan selama delapan bulan sejak 24 Februari 2021 hingga resmi diterminasi. Hal ini merupakan kabar baik bagi industri baja tahan karat (stainless steel) Indonesia di penghujung 2021.

Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana menjelaskan untuk mengenakan bea masuk anti-dumping, sebuah penyelidikan dumping harus mampu memenuhi tiga unsur sebagaimana ditetapkan dalam WTO Anti-Dumping Agreement.

Tiga unsur tersebut yaitu adanya impor dumping, keadaan kerugian industri domestik, dan hubungan kausalitas antara keduanya. Jika salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak terpenuhi, maka pengenaan bea masuk anti-dumping tidak dibenarkan.

Baca juga: Asbarindo apresiasi penolakan pengenaan anti dumping baja ringan

“Dalam hal ini, unsur kerugian industri CRSS Brasil diragukan kebenarannya. Sehingga, hubungan kausalitas tidak dapat dibangun dan penyelidikan tidak layak dilanjutkan,” tegas Wisnu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2020 ekspor CRSS Indonesia ke Brasil tercatat 1,1 juta dolar AS atau menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Brazil bukan merupakan negara tujuan terbesar ekspor CRSS Indonesia. Pangsa ekspor Brasil pada 2020 hanya 0,17 persen dari total ekspor CRSS Indonesia ke dunia, yaitu sebesar 601 juta dolar AS.

Selama Januari—September 2021 Indonesia tercatat tidak melakukan ekspor CRSS ke Brazil. Namun, akses pasar ekspor tetap dipelihara karena Brasil merupakan salah satu pasar alternatif bagi ekspor CRSS Indonesia.

Wisnu menambahkan Pemerintah Indonesia masih harus waspada. Sebab, otoritas yang sama masih melakukan penyelidikan trade remedy lain atas produk yang sama dari Indonesia yaitu penyelidikan anti-subsidi yang berjalan paralel.

Direktur Pengamanan Perdagangan Natan Kambuno mengatakan keberhasilan Indonesia ini tidak lepas dari dukungan para pemangku kepentingan, khususnya para produsen dan eksportir Indonesia.

“Kami mengapresiasi sikap kooperatif para produsen dan eksportir Indonesia dalam penyelidikan anti-dumping CRSS ini. Sehingga, hasil yang baik berpihak pada Indonesia,” kata Natan.

Baca juga: Pemerintah usulkan Bea Masuk Anti Dumping Sementara industri baja

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021