Pontianak (ANTARA News) - Komisi X DPR RI menargetkan dana untuk perpustakaan di tahun 2012 mencapai Rp2,5 triliun atau naik lebih tiga kali lipat dibanding tahun ini sebesar Rp750 miliar.

"Dananya dapat memanfaatkan fungsi pendidikan yang nilainya mencapai Rp250 triliun tahun depan. Satu persen saja dari angka tersebut, sudah sangat mendukung pengembangan perpustakaan di Indonesia," kata anggota Komisi X DPR RI, Zulfadhli di sela kunjungan komisi tersebut ke Badan Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi Provinsi Kalimantan Barat di Pontianak, Rabu.

Menurut Zulfadhli, anggota Komisi X sangat komitmen dalam mendukung pengembangan perpustakaan di Indonesia.

Ia mencontohkan, di tahun 2010 dana untuk pengembangan perpustakaan di Indonesia hanya Rp300 miliar. "Di tahun 2011 jadi Rp750 miliar, dan ini akan terus meningkat," kata Zulfadhli, dari Partai Golkar daerah pemilihan Kalbar itu.

Ia juga meminta daerah untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai bagian dari fungsi pendidikan sehingga dana yang diperoleh dapat maksimal.

"Perpustakaan harus menjadi layanan publik dan didukung sarana prasarana yang baik, nyaman dan menyenangkan sehingga masyarakat betah berkunjung," kata dia.

Selain itu, lanjut dia, mengembangkan dan mengoptimalkan perpustakaan di tingkat desa karena peran yang sangat strategis mengingat akses masyarakat ke pusat pemerintahan sulit.

"Karena rata-rata perpustakaan milik pemerintah ada di pusat pemerintahan," kata Zulfadhli.

Anggota Komisi X lainnya, Juhaini Alie dari Fraksi Partai Demokrat mengatakan cukup bangga dengan Kalbar karena dengan anggaran yang sedikit namun jumlah pengunjung di perpustakaan, tinggi.

Romani dari Fraksi PKS menambahkan, minat baca bangsa Indonesia sangat sedikit, yakni rata-rata dalam setahun hanya membaca 27 halaman.

"Dan ini harus terus didorong agar minat baca menjadi budaya di kalangan masyarakat Indonesia," kata Romani.

Kepala Badan Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi Provinsi Kalimantan Barat, Marselinus Kutjai Apin mengatakan, saat ini anggaran untuk perpustakaan 0,41 persen atau Rp8,256 miliar dari total APBD Kalbar 2011 yang nilainya diperkirakan Rp2 triliun.

"Minat baca masyarakat Kalbar juga rendah, di peringkat 29 dari 33 provinsi di Indonesia," kata Marselinus Kutjai Apin.(*)
(T.T011/N005)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011