Jakarta (ANTARA) - Ketua tim peneliti vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair), Fedik Abdul Rantam mengatakan vaksin COVID-19 yang bibit vaksinnya dikembangkan Unair dapat digunakan untuk vaksinasi pertama dan kedua atau booster (penguat).

"Bisa pemula atau vaksinasi pertama, kedua atau booster," kata Fedik saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Uji klinik fase 1 kandidat vaksin Merah Putih tersebut dimulai pada awal atau pertengahan Desember 2021.

Baca juga: Vaksin Merah Putih Unair jalani uji klinis tahap 1 pada awal Desember

Uji klinik fase 1 bertujuan untuk mengetahui imunogenisitas atau kemampuan vaksin dalam memicu respons imun dari tubuh manusia, keamanan dan efikasi dari vaksin tersebut.

Pada Juli 2022 diharapkan vaksin Merah Putih itu sudah mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization=EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Unair mengembangkan bibit vaksin Merah Putih untuk COVID-19 dengan menggunakan platform inactivated virus atau berbasis virus yang dilemahkan atau dimatikan.

Fedik menuturkan saat ini sedang dilakukan penyiapan bibit vaksin di PT Biotis Pharmaceutical Indonesia agar siap digunakan pada uji klinik fase 1.

Unair bekerja sama dengan PT Biotis untuk melakukan pengembangan lanjutan vaksin untuk mengujinya pada uji klinik fase 1, 2, dan 3, hingga produksi massal vaksin.

Baca juga: Menkes berharap vaksin Merah Putih bisa diproduksi semester kedua 2022

Baca juga: Unair serahkan "seed" Vaksin Merah Putih untuk dilakukan uji klinis


"Kita membuat pilot scale vaksin untuk uji klinik fase 1. Waktunya kemungkinan awal atau pertengahan Desember 2021," ujar Fedik.

Sementara itu, untuk uji klinik sudah dirancang oleh tim di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, yang dipimpin oleh Dr Dominicus.


#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3M
#vaksinmelindungikitasemua
 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021