Semarang (ANTARA News) - Koalisi 10 partai politik yang kalah dalam Pemilihan Umum 2009 berencana mendirikan partai baru dengan nama Partai Persatuan Nasional yang akan dideklarasikan 1 Juni 2011 di Jakarta.

"Jadi, 10 partai yang kalah dalam Pemilu 2009 bertekad untuk bergabung dan tidak mengikuti pesta demokrasi mendatang secara sendiri-sendiri agar bisa meraih suara terbanyak," kata salah seorang penggagas pendirian Partai Persatuan Nasional, Didi Supriyanto, di Semarang, Kamis.

Ke-10 partai yang akan berkoalisi mendirikan Partai Persatuan Nasional tersebut adalah Partai Demokrasi Pembaruan (PDP), Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK), Partai Persatuan Daerah (PPD), Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI).

Selain itu, Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI), Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), Partai Pemuda Indonesia (PPI), Partai Indonesia Sejahtera (PIS), Partai Pelopor, dan Partai Patriot.

Rencana pendirian partai baru tersebut diungkapkan Didi saat mengunjungi mantan Ketua DPRD Jawa Tengah, Mardijo, yang menjadi terpidana kasus dugaan APBD Provinsi Jateng tahun 2003 dan mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kedungpane Semarang.

Dalam kunjungan tersebut, Didi didampingi Ketua Umum PDP Roy BB Janis, Ketua Umum PKDI Stefanus Roy Rening, Wakil Ketua Bidang Pembinaan PPDI Suparlan, dan Sekretaris Jenderal PPD Ratna Ester Lombing.

Menurut dia, jika pada Pemilu 2009 seluruh suara dari 10 partai yang berkoalisi ini digabungkan di Jawa Tengah maka akan terkumpul sekitar 1,2 juta suara.

Ia menargetkan, pada Pemilu mendatang perolehan suara Partai Persatuan Nasional di Jawa Tengah yang menjadi daerah potensial dan sebagai lumbung suara dapat mencapai 2,5 juta suara.

Terkait dengan kedatangan sejumlah pengurus partai-partai yang berkoalisi, Didi mengatakan dalam rangka konsolidasi kepengurusan di Jawa Tengah dari tingkat atas sampai ke tingkat bawah.

"Lambang Partai Persatuan Nasional saat ini masih rahasia, namun yang jelas lambang yang akan digunakan mencerminkan persatuan masyarakat secara nasional," ujarnya.

(KR-WSN/A035/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011