Jakarta (ANTARA News) - Salah seorang tokoh pers yang juga sebagai Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Ahmad Mukhlis Yusuf, menilai almarhum H Rosihan Anwar merupakan figur yang tidak tergantikan oleh siapa pun.

"Beliau (Pak Rosihan-red) sudah banyak memberikan "role model" kepada para jurnalis, baik generasi di atas saya maupun generasi di bawah saya. Maksud "Role model" adalah satu kata dengan perbuatan," kata Mukhlis saat melayat ke rumah duka di Jalan Surabaya N0 13, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis.

Menurut dia, Rosihan Anwar juga merupakan saksi dan pelaku sejarah, dimana almarhum menjadi wartawan sebelum kemerdekaan, beliau juga menyaksikan bangun dan tumbunnya republik ini hingga jaman reformasi saat ini.

Almarhum juga menunjukan integritas yang tinggi sebagai seorang wartawan, yang terbawa hingga akhir hayat. Kawan-kawan yang ada di Editor Club juga menimba kearifan dan kebijakannya.

Mukhlis juga mengatakan, Rosihan Anwar juga menjunjung tinggi UU Pers dan memahami betul prinsip-prinsip pers.

"Beliau adalah model dalam konteks integritas dan bagaimana menjaga prinsip "self regulating body" melalui dewan pers," katanya.

Sementara itu, banyak pelayat dari kalangan pejabat yang berada di rumah duka, antara lain Menko Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, mantan Menteri Penerangan Harmoko, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, Mendiknas M Nuh, mantan Menteri Luar Negeri Alwi Shihab, dan sejumlah pejabat lainnya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Ani Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono juga melayat ke rumah duka.

Rosihan Anwar meninggal dunia dalam usia 89 tahun di Rumah Sakit MMC pada Kamis pukul 08.15 WIB setelah mengalami sesak nafas.

Wartawan tiga zaman yang mengawali karier jurnalistiknya pada masa kolonial Belanda di koran Asia Raya itu sebelumnya menjalani operasi "bypass" jantung di Rumah Sakit Harapan Kita pada 24 Maret 2011.

Rosihan Anwar yang baru keluar dari Rumah Sakit Harapan Kita pada Rabu 13 April 2011 itu meninggalkan tiga anak, yaitu Aida Fatia, Omar Luthfi, dan Naila.

Rosihan Anwar yang lahir di Kubang Nan Dua, Sumatera Barat, 10 Mei 1922 itu juga dikenal sebagai sejarawan, sastrawan, dan budayawan.

Ia pernah memimpin harian Siasat pada 1947-1957, Pedoman pada 1948-1961, serta tercatat sebagai pendiri dan enam tahun menjabat Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sejak 1968-1974.(*)
(T.S037/E001)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011