Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu diprediksi rawan melemah masih merespon pencalonan kembali Jerome Powell sebagai Gubernur The Fed.

IHSG pagi ini dibuka menguat 19,55 poin atau 0,29 persen ke posisi 6.697,42. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,54 poin atau 0,47 persen ke posisi 962,93.

"Tanpa arahan yang solid dari bursa-bursa global, IHSG rawan mengalami koreksi lanjutan di perdagangan Rabu ini," kata Kepala Riset Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.

Secara teknikal, IHSG membentuk pola evening star (sinyal minor bearish reversal) seiring koreksi Selasa (23/11) yang diikuti kenaikan volume transaksi. Hal itu mengindikasikan tekanan jual yang cukup besar.

Oleh sebab itu, investor diminta memerhatikan support 6.630, jika IHSG tertahan di bawah level 6.680 pada perdagangan hari ini.

Pelaku pasar di Indonesia cenderung merespon negatif penunjukan Jerome Powell oleh Presiden AS Joe Biden untuk kembali mengisi jabatan Gubernur The Fed.

Penunjukan tersebut memperkuat ekspektasi bahwa pengetatan kebijakan moneter The Fed akan tetap berjalan sesuai rencana.

Sebelumnya, terdapat spekulasi penunjukan Lael Brainard untuk mengisi posisi tersebut yang diekspektasikan akan menerapkan pendekatan yang lebih longgar atau dovish.

Meski demikian, kenaikan indeks manufaktur di AS dapat menjadi sentimen positif. Kenaikan tersebut memperkuat pandangan bahwa lonjakan inflasi, terutama di AS, bersifat sementara.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 219,82 poin atau 0,74 persen ke 29.554,29, indeks Hang Seng naik 34 poin atau 0,14 persen ke 24.685,58, dan indeks Straits Times meningkat 10,86 atau 0,34 persen ke 3.238,39.

Baca juga: Wall Street bervariasi, Nasdaq berakhir lebih rendah untuk hari kedua
Baca juga: Saham Australia jatuh, teknologi dan emas ikuti aksi jual Wall Street
Baca juga: Saham China dibuka lebih tinggi, lanjutkan keuntungan sesi sebelumnya

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021