Sebagai bentuk program perbaikan perikanan (Fisheries Improvement Project/FIP), salah satu aktivitas programnya adalah peningkatan kapasitas kepada pemangku kepentingan, termasuk di dalamnya adalah dosen di perguruan tinggi terkait.
Bogor (ANTARA) - Organisasi internasional nirlaba Marine Stewardship Council (MSC) bersama Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University menjalin kerja sama  sinergi membangun komitmen menuju keberlanjutan sumber daya laut.

"Sinergi bersama itu telah dijalin pada Oktober 2021 melalui kegiatan pengembangan kapasitas yang dihadiri oleh 22 dosen dari lima departemen berbeda di FPIK IPB University," kata Direktur MSC di Indonesia Hirmen Syofyanto dalam taklimat media yang diterima dari FPIK IPB University di Bogor, Jabar, Rabu.

MSC adalah organisasi nirlaba internasional yang menetapkan standar berbasis sains dan diakui secara global terhadap penangkapan ikan serta keterlacakan makanan laut yang berkelanjutan.

Ia menjelaskan berdasarkan misi MSC yang berkontribusi pada poin SDGs ke-14, MSC memberikan komitmen di berbagai nteegara untuk mempertahankan kelestarian dan penggunaan sumber daya laut berkelanjutan.

Sebagai bentuk program perbaikan perikanan (Fisheries Improvement Project/FIP), kata dia, salah satu aktivitas programnya adalah peningkatan kapasitas kepada pemangku kepentingan, termasuk di dalamnya adalah dosen di perguruan tinggi terkait.

Sinergi pemangku kepentingan dalam sektor perikanan menuju keberlanjutan sumber daya laut, katanya, menjadi kunci utama program perbaikan perikanan itu.

Dengan dukungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), kata Hirmen Syofyanto, pengembangan kapasitas ini juga mendorong para ahli perikanan untuk bisa mengambil langkah aktif dalam program perbaikan perikanan.

Sementara itu Dekan FPIK-IPB University Dr Fredinan Yulianda terkait kegiatan pengembangan kapasitas itu menyatakan keterlibatan semua pihak mulai dari MSC dan para peserta menjadikan semua diskusinya sangat berkembang.

"Kita sepakat untuk mencari cara memperbaiki perikanan Indonesia dengan pendekatan yang berbeda beda, dan disitulah peran penting dari MSC bagaimana mengintegrasikan semua aspek dari berbagai sisi, termasuk juga yang nanti terkait dengan standarnya," katanya.

Ia mengatakan MSC sudah membangun jalur untuk melakukan pengukuran dan penilaian terhadap standar yang sudah ada, hal ini menjadi dialog bagi para akademisi, yakni melihat bahwa apa yang sudah berjalan saat ini menjadi tantangan untuk memperbaiki sisi keilmuan yang masih banyak ruang untuk ditingkatkan.

Harapannya bisa mendorong para ahli perikanan perguruan tinggi melanjutkan tahap pelatihan ke jenjang berikutnya.

Pelatihan pengembangan kapasitas itu, katanya, perlu dilakukan secara berkelanjutan guna mendukung semakin banyak pemangku kepentingan perikanan di berbagai wilayah Indonesia.

Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki sumber daya perikanan dengan potensi melimpah dan beragam.

Tujuannya untuk dapat memenuhi standar keberlanjutan MSC, perikanan harus menunjukan stok ikan yang sehat, meminimalkan dampak terhadap lingkungan serta memiliki pengelolaan yang efektif, kata Fredinan Yulianda.

Baca juga: Indonesia gaungkan keberhasilan perikanan penuhi standar global MSC

Baca juga: Jeroan ikan banyak mengandung protein dan lemak tak jenuh

Baca juga: MSC tawarkan dana hibah penelitian perikanan bagi ilmuwan Rp19 miliar

Baca juga: Profesor IPB: Nilai perikanan Indonesia capai 1,33 triliun dolar AS



 

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021