Padang (ANTARA News) - PT.Bank Central Asia (BCA) Tbk mencatat total aset yang dimiliki saat ini mencapai di atas Rp300 Trilyun secara nasional.

"PT.Bank Central Asia (BCA) termasuk aset sepuluh besar dari seluruh bank yang ada di Indonesia, saat ini total asetnya mencapai di atas Rp300 Trilyun," kata Direktur PT.Bank Central Asia, Subur Tan saat berada di Kota Padang, Jumat (15/4).

Menurutnya, saat ini PT.Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 24,6 persen menjadi Rp8,5 triliun pada 2010 dari Rp6,8 triliun di 2009.

"Dengan pencapaian laba bersih tersebut, return on assets (ROA) tercatat sebesar 3,5 persen dan return on equity (ROE) mencapai 33,3 persen,"katanya.

Dia menambahkan, kenaikan laba bersih ini didukung dengan posisi neraca yang sehat. BCA berhasil mendapat manfaat dari kuatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Keunggulan di bidang perbankan transaksional memungkinkan BCA untuk terus meningkatkan volume transaksi dan melakukan ekspansi kredit," katanya.

Dia mengatakan, PT.Bank Central Asia telah mencairkan kredit sebesar Rp153 trilyun dari platfon yang telah ditetapkan. Kredit bank publik itu masih didominasi oleh sektor korporasi.

"Aktivitas penyaluran kredit meningkat di seluruh segmen dengan didukung oleh tingkat suku bunga yang relatif rendah dan tingginya permintaan kredit dari nasabah," katanya.

Menurutnya, BCA tetap berkomitmen untuk penyaluran kredit akan terus ekspansif agar tidak menjadi kerdil di dunia perbankan.

"Pihaknya optimistis ekspansi kredit akan tetap tumbuh sesuai proyeksi sekitar 15 persen hingga 20 persen," katanya.

Dia menambahkan, saat ini, permintaan kredit kembali meningkat yang terlihat dari komitmen kredit yang siap dicairkan cukup tinggi dan dipastikan dapat terealisasi pada kuartal ketiga sampai akhir tahun nanti

Porsi kredit paling besar yang disalurkan perseroan dari jumlah tersebut adalah kredit korporasi dan disusul oleh kredit konsumsi.

Keduanya tumbuh cukup tinggi dalam satu tahun terakhir. "Dengan suku bunga (kredit) yang sekarang, kenaikannya (penyaluran kredit) cukup tinggi. Banyak nasabah yang merasa sekarang lebih baik," kata Subur Tan

Secara komposisi, lanjut Subur Tan porsi kredit korporasi masih menjadi mayoritas dengan menguasai sekitar 48 persen dari total outstanding kredit, sementara korporasi menyusul dengan porsi 20 persen.

"Kredit korporasi perseroan itu sudah disalurkan kepada berbagai sektor industri di Indonesia, seperti sektor komunikasi, perdagangan, perkebunan, makanan dan komoditas," kata Subur Tan. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011