Solok (ANTARA) - Warga di Jorong Kubang Nan Duo, Nagari Sirukam, Kecamatan Payung Sekaki, Kabupaten Solok, Sumbar, bergotong royong mendirikan rumah sementara layak huni untuk Wati (35) karena merasa prihatin dengan kondisi rumahnya beratapkan terpal.

"Saya mengapresiasi masyarakat di Nagari Sirukam karena sangat peduli dengan kondisi salah seorang warga yang tinggal di rumah tidak layak huni," kata Wali Nagari Sirukam, Romi Febriandi di Solok, Rabu.

Kendati dalam kesulitan ekonomi akibat pandemi COVID-19, kepedulian warga untuk membantu sesama tidak pernah luntur. Bahkan mereka rela bergotong royong mendirikan rumah sementara layak huni untuk Wati (35) beserta suami dan anak-anaknya.

Romi menjelaskan bahwa sang pemilik rumah, telah menempati rumah itu sejak delapan bulan yang lalu. Sebelumnya mereka tinggal dan membuka usaha di Bukittinggi.

Baca juga: Kementerian PUPR: Bedah rumah tingkatkan perekonomian warga Pandeglang

Baca juga: Pemkot beri bantuan Rp50 juta bagi pemilik rumah yang dibedah


"Namun karena terdampak pandemi COVID-19, usaha mereka pun tidak berjalan dan memutuskan pulang ke Nagari Sirukam, lalu tinggal di daerah pelosok, yakni di Jorong Kubang Duo sehingga kami baru tahu kondisi mereka," kata dia.

Saat ini Wati dan suaminya hanya bekerja sebagai buruh tani.

"Dana untuk pembangunan rumah Wati berasal dari sumbangan masyarakat setempat dan beberapa donatur lainnya. Saat ini rumah itu sudah mereka tempati dengan ukuran yang seadanya, yakni lebar empat meter dan panjang enam meter," ujar dia.

Kendati demikian, ia mengatakan tahun depan akan mengusahakan agar rumah Wati mendapat bantuan bedah rumah berupa Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari pemerintah pusat.

"Kita usahakan tahun 2022 nanti, Ibu Wati dan keluarganya mendapatkan rumah yang layak huni dan juga pekerjaan yang tetap. Karena ada enam orang yang tinggal di rumah itu, yakni empat orang anak serta Wati dan suaminya," kata dia.

Setidaknya pada tahun depan mereka dapat rumah yang layak huni, ujar Romi.

Romi juga menyebutkan di Nagari Sirukam masih ada sekitar 300 rumah yang tidak layak huni. "Dua tahun terakhir kita sudah dapat bantuan bedah rumah sekitar 80 rumah. Namun masih tersisa 300 rumah warga lagi," ujar dia.

Romi juga menambahkan di Nagari Sirukam jumlah penduduk sekitar 6.000 jiwa dengan profesi umumnya sebagai petani. "Bekerja sebagai petani sekitar 90 persen dan 10 persen berdagang dan lainnya," ucap dia.*

Baca juga: PT Angkasa Pura II Kualanamu serahkan bantuan bedah rumah

Baca juga: Pemkot Jakbar bedah 114 rumah warga yang tidak layak huni

Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021