Pagaralam, Sumsel (ANTARA News) - Jalur lintas jalan negara penghubung antara Kota Pagaralam, Sumatera Selatan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengklulu terputus akibat tertimbun longsor sepanjang 15 meter di kawasan Pulau Timun, Kecamatan Tanjungsakti, Lahat, Sumsel, Minggu.

Penelusuran ANTARA, menunjukkan adanya timbunan longsor sepanjang 15 meter dengan tinggi tiga meter dan lebar lima meter yang telah memutuskan jalur penghubung jalan Sumsel dengan Bengkulu, terjadi pada Minggu sekitar pukul 05.30 WIB.

"Hujan deras yang mengguyur daerah tersebut mengakibatkan terjadi longsor puluhan meter dengan tinggi sekitar tiga meter di Pulau Timun dan Pasir Putih, Desa Pasar Lama, Kecamatan Tanjungsakti Pumu, Lahat. Kondisi ini membuat jalan tersebut putus total," kata Tomi Wisnan, warga setempat.

Dia menyatakan, semua badan jalan selebar lima meter tertimbun material berupa tanah, lumpur, dan batu gunung berukuran ratusan kilogram beserta pohon kayu yang ikut terbawa longsor.

"Puluhan kendaraan dari berbagai arah sempat mengalami antrean cukup panjang, mengingat kondisi longsor itu sehingga terpaksa memutar haluan kembali ke tempat semula," kata dia lagi.

Kondisi di jalan negara ini, juga terjadi di sepanjang Desa Ayiktenam perbatasan Sumsel dan Bengkulu, selain terjadi longsor, juga terdapat puluhan lubang yang digenangi air hujan.

"Ruas jalan itu yang sudah mengalami kerusakan selain akibat genangan air hujan, juga terjadi timbunan batu gunung serta tanah akibat longsor, sehingga sulit dilalui kendaraan," ujar dia lagi.

Terdapat pula sekitar lima titik kondisi badan jalan sudah tergerus air dan sulit dilalui kendaraan, khususnya bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dan truk.

Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional III, Bastian Sihombing, didampingi stafnya Iskandar, mengatakan akan segera mengerahkan alat berat dan tim untuk melakukan penanggulangan pemindahan material longsoran dari ruas jalan tersebut.

"Memang kondisi jalan lintas Pagaralam-Bengkulu merupakan daerah rawan longsor terutama di perbatasan Sumsel-Bengkulu, karena berada di daerah perbukitan terjal dan hutan lindung. Kami akan segera melakukan pemindahan material longsoran agar arus lalu lintas dapat normal kembali," ujar dia pula.

Menurut dia, sejak statusnya ditingkatkan menjadi jalan negara, arus kendaraan melalui jalan itu meningkat cukup padat terutama bus antarkota dalam provinsi (AKDP), antarkota antarprovinsi (AKAP), dan truk bertonase tinggi.

Dipastikan, kalau tidak segera dilakukan perbaikan dan normalisasi longsoran di ruas jalan itu, akan dapat menghambat kelancaran arus lalu lintas antarprovinisi dan daerah di sana. (SUS/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011