kita sudah siapkan satu roadmap, bagaimana target net zero emission (NZE) di tahun 2060 akan coba kita capai
Jakarta (ANTARA) - Kementerian ESD meraih penghargaan Anugerah Layanan Investasi Kementerian/Lembaga Terbaik I atas Penilaian Kinerja Percepatan Pelaksanaan Berusaha Tahun 2021.

Penghargaan tersebut diserahkan Presiden Joko Widodo kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021 yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rabu (24/11/2021).

Dalam rilis yang dikutip di Jakarta, Kamis, disebutkan Kementerian ESDM senantiasa berupaya meningkatkan tata kelola sektor ESDM melalui kemudahan perizinan berbasis digital.

Hal ini dilakukan guna memberikan kemudahan bagi seluruh stakeholders. Perizinan di sektor ESDM juga dilakukan secara online dan terintegrasi dengan sistem Online Single Submission (OSS).

Di samping itu, seluruh peta informasi geospasial tematik dari lokasi sumberdaya ESDM, infrastruktur migas, ketenagalistrikan serta fasilitas produksi dan pengolahan ESDM juga dapat diakses dengan mudah oleh investor.

Pada kesempatan tersebut, Arifin menyampaikan paparan bahwa realisasi investasi di sektor ESDM hingga Oktober 2021 mencapai 19,2 miliar dolar AS atau 58 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar 33,1 miliar dolar AS.


Baca juga: Kementerian ESDM raih Silver Winner pada ASEAN PR Excellence Awards

"Jadi di tahun 2021, sampai kuartal III, realisasi kita mencapai 58 persen dari target 33,1 miliar dolar AS. Sampai saat ini mencapai 19,2 miliar dolar. Tetapi, kita berharap kita akan upayakan sampai akhir Desember ini akan mencapai 81 persen atau 26,8 miliar dolar. Tentu saja tahun 2020 itu mengalami tekanan karena kondisi COVID-19 dan juga sebagian dari 2021 kondisi pandemi ini masih berlangsung, sehingga sulit terjadi proses pengadaan, mobilisasi, dan juga terkait dengan progres investasi. Kita akan berupaya untuk terus meningkatkan," jelas Menteri Arifin.

Arifin mengatakan potensi energi, terutama energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia sangat besar, terdiri atas surya, angin, air, panas bumi, hingga energi yang dihasilkan dari laut.

Berdasarkan data terakhir, potensi EBT Indonesia mencapai 3.600 gigawatt (GW). Potensi yang sangat besar ini ditargetkan akan menciptakan investasi yang besar pula.

"Untuk itu, kita sudah siapkan satu roadmap, bagaimana target net zero emission (NZE) di tahun 2060 akan coba kita capai dan bagaimana target untuk pemanfaatan EBT ini bisa mendukung sektor hilirisasi kita. Untuk itu, dari sektor energi ini sendiri akan menciptakan investasi yang sedemikian besar. Kalau target kita di tahun 2060, harus bisa memproduksi listrik sekitar 630 GW, ini akan membutuhkan investasi lebih kurang 100 triliun dolar AS, suatu jumlah investasi yang sangat besar," tandas Arifin.

Baca juga: Kementerian ESDM raih anugerah Keterbukaan Informasi Publik dari KIP

Terobosan-terobosan baru juga dibutuhkan untuk menarik investasi yang besar tersebut. Infrastruktur transportasi harus dibuat lengkap dan tentunya infrastruktur energi harus andal dan berdaya saing.

"Untuk bisa membuat Indonesia menarik untuk investasi memang harus ada terobosan, pertama infrastruktur kita harus lengkap. Transportasi harus lengkap, di antaranya membangun jalan, pelabuhan. Ini tentu saja mengurangi masalah logistik. Kemudian infrastruktur energi, kita harus bisa membangun infrastruktur energi yang reliable, dalam arti kata, reliability supply dan competitiveness. Dengan competitiveness energi kita, akan memberikan daya saing kita yang lebih besar untuk menarik investor masuk," paparnya.

Hingga 2060, investasi penyediaan tenaga listrik direncanakan mencapai satu triliun dolar AS. Hal tersebut dapat dicapai dengan mengoptimalkan semua sumber energi yang ada, termasuk potensi tenaga nuklir yang diperlukan.

"Rencana investasi penyediaan tenaga listrik sampai tahun 2060, kita nanti mengoptimalkan semua sumber-sumber energi yang ada, termasuk juga potensi tenaga nuklir yang diperlukan. Jadi, kebutuhan investasi ini akan mencapai kita targetkan, jika ini bisa direalisasikan, dengan komposisi masing-masing energi itu, ini akan menyerap investasi lebih kurang satu triliun dolar AS," ungkap Arifin.


Baca juga: Menteri ESDM: Kesempatan investasi EBT terbuka luas di Indonesia

Baca juga: Di Forum ASEAN, Menteri ESDM: Transisi energi sesuai kebutuhan negara

Baca juga: ESDM: 25 persen dari target EBT bersumber dari bahan bakar nabati

 

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021