Kalaupun ditembak sudah sesuai aturan dan standar. Karena beberapa kali sudah diberi peringatan
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta menyatakan, tidak ada pelanggaran yang dilakukan personelnya dalam mengatasi aksi massa di depan Markas Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat (Dislitbangad), di Kebumen, Jawa Tengah.

"Penyelidikan dan evaluasi sudah dilakukan dan tidak ditemukan adanya pelanggaran," katanya, usai memimpin serah terima jabatan Panglima Kodam Jaya di Jakarta, Rabu.

George menegaskan, langkah-langkah yang dilakukan prajurit TNI Angkatan Darat sudah sesuai prosedur diawali dengan langkah persuasif dan tindakan peringatan, namun massa tetap saja merangsek.

"Semua sudah dilakukan sesuai prosedur berlaku, hingga tembakan peringatan tetapi mereka tetap memaksa," ujar Kasad.

Bahkan ia menilai, aksi massa yang melakukan unjukrasa dengan perusakan markas merupakan tindakan perusuh bukan warga masyarakat.

"Itu bukan rakyat, tapi perusuh. Karena sudah membakar gudang senjata kami," katanya.

 George menambahkan, "Kalaupun ditembak sudah sesuai aturan dan standar. Karena beberapa kali sudah diberi peringatan,".

Ia menegaskan, TNI telah melakukan evaluasi dan memeriksa prajurit yang terlibat bentrokan. "Tidak ada yang melanggar," katanya.

Bentrok aparat TNI dengan warga dipicu penolakan warga Bulus Pesantren daerahnya dijadikan tempat latihan militer.

Aksi unjukrasa telah dipersiapkan sejak awal pekan silam yakni pada 11 April dimana sekitar 400 orang Desa Sestrojenar, melakukan aksinya di depan markas dengan membawa senjata tajam, bambu runcing dan membakar ban bekas.

Akibat aksi massa yang terus berlanjut, diadakan pertemuan Panglima Kodam IV, Danrem 072/ Pamungkas, Dandim 0709/Kebumen, dengan masing-masing mitranya dari kepolisian dan Bupati Kebumen pada hari yang sama.

Hasil pertemuan adalah membatalkan uji coba senjata meriam 105 mm.

Namun aksi unjukrasa terus dilakukan warga hingga berujung bentrok pada Sabtu (16/4). Pasca peristiwa tersebut, sudah 21 anggota TNI yang terlibat bentrok, diperiksa secara internal.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011