Jakarta (ANTARA News) - KBRI Dhaka, Bangladesh, memperkirakan sedikitnya 300 tenaga kerja wanita (TKW) menikah dengan pekerja migran Bangladesh.

Dubes RI di Dhaka, Zet Mirzal Zainuddin di sela Pertemuan Konsultatif ke-4 Menteri Negara-negara Pengirim Pekerja Migran se-Asia (Colombo Process, CP) 19-21 April 2011 di Dhaka, Bangladesh, Kamis, mengatakan sejauh ini hubungan mereka dengan keluarga suami baik-baik saja.

"Saya belum pernah mendengar mereka menghadapi masalah dengan suami maupun dengan keluarga barunya," kata Zet.

Secara total, dia memperkirakan terdapat sekitar 500 WNI yang menikah dengan warga Bangladesh dan bermukim di negara itu.

Mengenai wanita TKI yang menikah dengan pekerja migran Bangladesh, Zet menyatakan sebagian besar mereka sebelumnya bekerja di Malaysia, lainnya bertemu di Hong Kong dan negara tujuan penempatan lain di Asia Pasifik dan Timur Tengah.

Dalam berbagai kesempatan pertemuan keluarga Indonesia di Kedubes di Dhaka, Zet selalu mengundang semua WNI, termasuk mantan wanita TKI tersebut.

Dia juga selalu meminta mereka hadir lengkap dengan keluarganya (suami dan anak) agar saling mengenal.

Kepada suami (warga Bangladesh), Zet selalu mengingatkan bahwa dia adalah orangtua dari wanita TKI.

"Jika mereka menghadapi masalah dalam mengarungi rumah tangga hendaknya mengingat keberadaan saya sebagai orang tua," kata Zet.

Hubungan asmara yang berlanjut ke jenjang rumah tangga tidak bisa dipungkiri acap terjadi diantara sesama pekerja migran. Di Malaysia dan Hong Kong di mana TKI relatif lebih leluasa keluar rumah memungkin mereka bertemu dan bersosialisasi.

Zet juga mengungkapkan, terakhir dia menghadiri pernikahan WNI dengan pria Bangladesh setelah bertemu melalui jejaring sosial Face Book. "Wanitanya berasal dari Dumai," kata Zet.(*)

E007/R010

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011