Perlu dipastikan dan divalidasikan setiap data perikanan yang ada mulai dari stok, alat tangkap ramah lingkungan bahkan enumerator (staf pencatat data perikanan) sebagai penentu hasil penilaian
Bogor (ANTARA) - Guru Besar Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB University Prof Dr Ir Nurjanah, MS setuju bahwa standar dan setiap nilai indikator Marine Stewardship Council (MSC) harus diimplementasikan dan diterapkan oleh semua "stakeholder".

"Perlu dipastikan dan divalidasikan setiap data perikanan yang ada mulai dari stok, alat tangkap ramah lingkungan bahkan enumerator (staf pencatat data perikanan) sebagai penentu hasil penilaian," katanya dalam taklimat media dari FPIK IPB yang diterima di Bogor, Senin.

Sebagai salah satu peserta pengembangan kapasitas yang digelar bersama MSC Indonesia dan FPIK IPB belum lama ini, ia menyatakan implementasi dari konsep perikanan di Indonesia perlu diperkuat. 

"Bilamana keseluruhan pencatatan kita mampu terintegrasi serta terukur dengan baik secara data maupun pihak yang terlibat, maka perikanan mampu menuju perbaikan sesuai standar perikanan seharusnya," kata Nurjanah.

Pengembangan kapasitas itu diikuti  oleh 22 dosen dari lima departemen berbeda, yaitu Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Budidaya Perairan, Teknologi Hasil Perairan, Manajemen Sumber Daya Perairan, serta Ilmu dan Teknologi Kelautan dalam lingkup kampus IPB dilaksanakan sebagai kolaborasi MSC dengan Fisheries and Marine Training Center, FPIK-IPB University.

Sementara itu Koordinator LTPK Pengelolaan Sumber Daya Ikan-Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Dr Besweni S.Pi, M.Si menyatakan sesuai arahan Menteri KKP, perikanan Indonesia akan mendukung prinsip "ekonomi biru" yang direalisasikan melalui kebijakan penangkapan terukur dalam pengelolaan perikanan tangkap.

Perwujudan kebijakan ini, katanya, dimulai dengan penyelarasan konsep bagaimana pengelolaan perikanan dapat secara utuh dijalankan dari hulu ke hilir dan MSC sebagai salah satu "tool" untuk sertifikasi.

Dalam prosesnya, kata Besweni, tentu diperlukan kerja sama antarpraktisi ahli, baik dalam pengembangan penelitian ilmiah dan juga dukungan teknis langsung.

Sementara itu Direktur MSC di Indonesia Hirmen Syofyanto menambahkan bersama KKP, pihaknya berkomitmen membuka akses semua pihak dalam program perbaikan perikanan (Fisheries Improvement Project/FIP).

MSC, kata dia, telah melakukan pelatihan setidaknya sebanyak 15 kali pelatihan tingkat pengenalan dan ahli, mencakup materi standar Perikanan MSC dan Rantai Pengawasan sejak tahun 2020.

MSC adalah organisasi internasional nirlaba yang menetapkan standar berbasis sains yang diakui secara global untuk penangkapan ikan berkelanjutan dan penelusuran makanan laut.

Program ekolabel dan sertifikasi MSC mengakui dan menghargai praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan dan membantu menciptakan pasar makanan laut yang lebih berkelanjutan, demikian Hirmen Syofyanto.

Baca juga: Indonesia gaungkan keberhasilan perikanan penuhi standar global MSC

Baca juga: MSC tawarkan dana hibah penelitian perikanan bagi ilmuwan Rp19 miliar

Baca juga: MSC-KKP luncurkan platform pelatihan perikanan berkelanjutan

Baca juga: KKP-MSC sinergi perluas pemasaran hasil perikanan Indonesia



 

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021