Jika pasar turun lebih jauh, OPEC+ dapat menghentikan rencana peningkatan produksi minyak mentah untuk mendukung harga
Tokyo (ANTARA) - Harga minyak rebound di perdagangan Asia pada Senin sore, karena investor memburu harga murah setelah kemerosotan pada Jumat (26/11/2021) dan spekulasi bahwa OPEC+ dapat menghentikan peningkatan produksi sebagai tanggapan terhadap penyebaran Omicron, tetapi suasana tetap berhati-hati dengan sedikit yang diketahui tentang varian baru.

Harga minyak melonjak lebih dari 4,0 persen, memulihkan beberapa kekuatan setelah jatuh lebih dari 10 persen di sesi perdagangan sebelumnya. Pada Jumat (26/11/2021), harga minyak mencatat penurunan satu hari terbesar sejak April 2020 karena varian baru menakuti investor di seluruh pasar keuangan.

Harga minyak mentah berjangka Brent terangkat 3,17 dolar AS atau 4,4 persen, menjadi diperdagangkan di 75,89 dolar AS per barel pada pukul 07.48 GMT, setelah jatuh 9,50 dolar AS pada Jumat (26/11/2021).

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 3,35 dolar AS atau 4,9 persen, menjadi diperdagangkan pada 71,50 dolar AS per barel, setelah jatuh 10,24 dolar AS di sesi sebelumnya.

Ada kekhawatiran varian baru dapat menggagalkan pemulihan ekonomi global, berpotensi merugikan permintaan minyak, sementara itu juga menambah kekhawatiran bahwa surplus pasokan bisa membengkak pada kuartal pertama.

"Kami melihat beberapa koreksi karena penurunan harga minyak pada Jumat (26/11/2021) telah berlebihan," kata Ekonom Senior Nomura Securities, Tatsufumi Okoshi.

"Jika pasar turun lebih jauh, OPEC+ dapat menghentikan rencana peningkatan produksi minyak mentah untuk mendukung harga," katanya.

Baca juga: Minyak kurangi kerugian akhir pekan, fokus penyebaran varian Omicron

Varian Omicron menyebar ke seluruh dunia pada Minggu (28/11/2021), dengan kasus baru ditemukan di Belanda, Denmark dan Australia bahkan ketika lebih banyak negara memberlakukan pembatasan perjalanan.

Jepang mengatakan pada Senin akan menutup perbatasannya untuk orang asing, ketika ekonomi terbesar ketiga di dunia itu bergabung dengan Israel dalam mengambil tindakan terberat terhadap Omicron, yang juga mengaburkan rencana pembukaan kembali Australia.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) telah menunda pertemuan teknis hingga akhir pekan ini, memberi diri mereka lebih banyak waktu untuk menilai dampak Omicron pada permintaan dan harga minyak, menurut sumber dan dokumen OPEC+.

Komite pemantauan bersama menteri OPEC menunda pertemuab mereka dari Selasa (30/11/2021) menjadi Kamis (2/12/2021). OPEC+ juga akan bertemu pada Kamis (2/12/2021), ketika keputusan kebijakan kemungkinan akan diumumkan apakah akan menyesuaikan rencananya untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari pada Januari dan seterusnya.

Beberapa analis telah menyatakan kelompok itu dapat menghentikan kenaikan setelah rilis cadangan darurat oleh negara-negara konsumen minyak utama dan kemungkinan dampak permintaan dari penguncian baru untuk menahan varian baru.

"Semua mata akan tertuju pada bagaimana Omicron akan mempengaruhi ekonomi global dan permintaan bahan bakar, tindakan OPEC+ dan pembicaraan nuklir Iran minggu ini," kata Hiroyuki Kikukawa, manajer umum penelitian di Nissan Securities.

Pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 akan dilanjutkan di Wina pada Senin, dengan kemajuan atom Iran menimbulkan keraguan apakah terobosan dapat dibuat untuk membawa Teheran dan Amerika Serikat kembali ke kepatuhan penuh terhadap kesepakatan tersebut.

Baca juga: Minyak jatuh 10 dolar/barel, kerugian harian terbesar sejak April 2020

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021