Zurich (ANTARA) - Dugaan kasus pertama varian COVID-19 Omicron ditemukan di Swiss, kata pemerintah pada Ahad malam (28/11) saat negara tersebut memperketat pintu masuk untuk mencegah penularannya.

Kasus itu terkait dengan seseorang yang kembali dari Afrika Selatan sekitar sepekan yang lalu, menurut Kantor Federal Kesehatan Masyarakat di Twitter.

Pemeriksaan itu akan memperjelas situasi dalam beberapa hari mendatang, lanjutnya.


Baca juga: Pria India dari Afsel positif COVID, belum pasti terinfeksi Omicron

Otoritas Swiss memerintahkan agar pelancong dari 19 negara wajib menyerahkan hasil tes negatif COVID-19 ketika hendak bertolak ke Swiss. Mereka juga diwajibkan menjalani karantina selama 10 hari saat kedatangan.

Daftar pembatasan negara itu mencakup Australia, Denmark, Inggris, Republik Ceko, Afrika Selatan dan juga Israel.

Pemilih di Swiss pada Ahad mendukung rencana penanggulangan pandemi oleh pemerintah, yang membuka jalan untuk dilanjutkannya sejumlah langkah luar biasa guna menekan lonjakan kasus COVID-19.


Baca juga: Kasus Omicron ditemukan, Australia tinjau pembukaan perbatasan

Sekitar 62,01 persen pemilih mendukung Undang-Undang tentang pemberian dana bantuan bagi masyarakat yang dilanda krisis COVID-19 dan sertifikat COVID-19, yang disahkan awal tahun ini.

Saat ini sertifikat COVID-19 menjadi syarat untuk mengunjungi bar, restoran dan acara tertentu.

Sumber: Reuters


Baca juga: Selandia Baru akan longgarkan aturan COVID di tengah ancaman Omicron

Baca juga: Gejala omicron mirip infeksi virus pada umumnya

 

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021