Keluhan paling dominan adalah kelelahan parah selama satu atau dua hari. Juga sakit kepala dan nyeri di badan
Jakarta (ANTARA) - Perkembangan pandemi COVID-19 di berbagai belahan dunia hari ini:

Omicron dorong dunia pertimbangkan lagi perjalanan global

Penyebaran varian Omicron virus corona telah mendorong dunia untuk mempertimbangkan kembali rencana membuka perjalanan internasional.

Negara-negara dari Indonesia hingga Arab Saudi telah memberlakukan pembatasan perjalanan bagi pendatang dari Afrika bagian selatan untuk membatasi penyebarannya.

Israel mengambil kebijakan lebih ekstrem dengan melarang masuknya warga asing dan memanfaatkan teknologi pelacakan telepon yang pernah dipakai dalam pencegahan terorisme.


Baca juga: Pakar Afsel: Vaksin COVID-19 mungkin efektif cegah Omicron

Fauci: Perlu waktu dua pekan untuk memahami Omicron

Pakar penyakit menular AS Dr Anthony Fauci mengatakan kepada Presiden Joe Biden pada Minggu diperlukan waktu sekitar dua pekan untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang varian Omicron.

Fauci mengatakan dia yakin vaksin saat ini masih memberikan "perlindungan terhadap kasus COVID yang parah".

Para pejabat AS menegaskan lagi saran mereka agar lebih banyak warga Amerika yang disuntik dosis penguat.

AS mencatat lebih dari 1,1 juta kasus baru COVID-19 dalam 14 hari terakhir, naik 9 persen dari periode sebelumnya.

Meningkatnya jumlah kasus --saat cuaca dingin memaksa orang tetap berada di ruangan tertutup-- telah mendorong rumah sakit dan negara-negara bagian menetapkan status darurat.


Baca juga: Omicron menyebar, Inggris tingkatkan vaksinasi 'booster'

Singapura, Malaysia buka lagi perbatasan darat

Singapura dan Malaysia kembali membuka salah satu perbatasan darat tersibuk di dunia yang ditutup hampir dua tahun akibat pandemi.

Berdasarkan kesepakatan, hingga 1.440 pelaku perjalanan dari masing-masing negara diizinkan melintasi perbatasan setiap hari tanpa karantina.

Pelaku perjalanan harus memegang bukti kewarganegaraan, izin tinggal permanen atau visa jangka panjang di negara tujuan. Mereka juga harus menunjukkan hasil negatif tes COVID-19 sebelum keberangkatan dan menjalani tes saat kedatangan.


Baca juga: Singapura, Malaysia buka perbatasan darat bagi pelancong sudah vaksin

Dokter Afsel: Omicron menimbulkan gejala ringan

Dr Angelique Coetzee dari Asosiasi Dokter Afrika Selatan --salah satu orang pertama yang menemukan varian Omicron-- mengatakan varian baru itu sejauh ini menimbulkan gejala ringan dan bisa diobati di rumah.

Coetzee mengatakan tak seperti varian Delta, pasien Omicron tidak mengeluh hilang rasa dan penciuman. Tak ada juga laporan tentang penurunan tingkat oksigen.

Menurut pengalamannya, varian tersebut mempengaruhi orang-orang berusia 40 tahun ke bawah. Hampir setengah pasien Omicron yang ditanganinya belum divaksin.

"Keluhan paling dominan adalah kelelahan parah selama satu atau dua hari. Juga sakit kepala dan nyeri di badan," kata dia.


Baca juga: Gejala omicron mirip infeksi virus pada umumnya

Australia timbang ulang rencana membuka perbatasan

Australia akan menimbang ulang rencana untuk membuka kembali perbatasannya bagi pelajar dan migran yang memiliki keterampilan mulai 1 Desember, kata Perdana Menteri Scott Morrison.

Baca juga: Selandia Baru akan longgarkan aturan COVID di tengah ancaman Omicron


Warga asing akan dilarang masuk Jepang

Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan Jepang akan melarang masuk pendatang asing mulai 30 November ketika negara itu berusaha mencegah penyebaran varian Omicron.

Warga Jepang dari sejumlah negara tertentu diperbolehkan masuk namun harus dikarantina di tempat-tempat yang sudah disiapkan, kata dia.

Sumber: Reuters


 

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021